Wednesday 29 June 2016

Motivasi atau Demotivasi?

Salah satu yang saya seneng saat liat video-video ted.com adalah banyak pembicara yang memberikan banyak contoh saat menjelaskan sesuatu. Tema yang "berat" pun jadi bisa lebih keterima karena ilustrasi-ilustrasi yang diberikan. Ada juga sih yang susah dipahami. Udah sulit, terus durasinya panjang, tau-tau ketiduran wehhhh. Bukan salah si pembicaranya, emang sayanya aja kali rada lambat nerima sesuatu yang sifatnya cukup abstrak. Bisa mah bisa, tapi lambat :)

Salah satu video yang saya suka adalah videonya Dan Ariely ini. Contoh yang dikasi banyak pisan, jadi bikin cukup paham dan menemukan banyak AHA saat menyimaknya.

AHA sih mungkin karena baper aja nontonnya wkkwkw

Silakan disimak dulu



Video yang ada tarjamah bahasa indonesia bisa dilihat di sini

Video ini erat kaitannya dengan urusan motivasi dalam bekerja. Di dalam video ini, gak bahas panjang-panjang tentang definisi kerja, tapi justru membahas tentang kenapa dan gimana si motivasi itu bisa naik dan bisa turun.

7 fakta penting yang saya temui:

1) Uang bukanlah satu-satunya pemicu naiknya motivasi kerja. Contoh cerita yang digunakan adalah tentang  perjuangan dan tantangan yang dijalani oleh para pendaki gunung dan tentang kisah seorang staf yang kecewa karena hasil presentasi yang telah disiapkan sampai lembur berhari-hari ternyata tidak jadi digunakan.

2) Kebermaknaan dalam bekerja tuh sangat-amat-penting-banget!



Ada dua kondisi: kebermaknaannya yang dari waktu ke waktu berkurang dan yang jelas-jelas kelihatan langsung depan mata bahwa yang dilakukan itu emang sia-sia.

Satu kondisi lagi sih yang saya kebayang (tapi gak dijelasin di video) yaitu delay (misalnya karena adanya jeda waktu yang panjang) antara proses kerja dengan hasil yang tampak nyata depan mata. Mungkin itu juga bisa bikin kebermaknaan belum kerasa.

3) Dampak kekecewaan yang parah saat sudah sekuat tenaga bekerja keras tapi kemudian jadi tidak dirasa bermakna bisa macem-macem. Mulai dari datang terlambat, pulang lebih cepat, menimbulkan perasaan tidak bahagia, kerja asal-asalan, sampai ke tindakan memasukkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak semestinya ke pelaporan keuangan. Ini salah satu indikasi menuju penipuan! TAH, parah kan kalau orang udah demotivasi!

4) Motivasi negatif terjadi karena ada proses pengabaikan kinerja orang, bisa juga berupa penghancuran upaya di depan mata mereka.

5) Selain motivasi negatif, tentunya ada motivasi positif juga yang diceritakan, Pertama "efek IKEA": dengan membuat orang bekerja lebih keras saat menyusun mebel IKEA, maka hasil kerjanya akan lebih dicintai. Kasus yang serupa juga terjadi pada adonan kue instan. Dulunya produk ini kurang laku karena semua komponen bahan kue dijadikan tepung. Lalu inovasinya adalah pembuat kue lalu perlu memecah telur sendiri dan menakar susu cair. Dengan cara tersebut, perasaan puas dan merasa bahwa "ini kue buatan saya" jadi muncul.

6) Teori Carl Marx terkait kebermaknaan lebih cocok untuk kondisi kekinian dibanding teori Adam Smith yang berkiblat pada efisiensi. Termasuk saya juga baru ngeh, kenapa saat kerjaan "segala harus bisa sendiri" (tentunya pada besaran kerjaan yang masih wajar) rasanya lebih memuaskan dibanding kondisi kerjaan dibagi perbidang. Saking terhubung sama perasaan, sampe kepikiran terus. Bahkan saat lagi gak kerjapun.




7) YANG PALING PENTING NIH: Bahagia dan produktif itu bisa banget jalan bersamaan :)



follow @1mg1cerita



Saturday 25 June 2016

Cerita 19:16

Apa yang anda bayangkan tentang AFRIKA?
Jangan dulu dijawab, tapi baca dulu seluruh tulisan ini. 


Satu hal yang menjadi salah satu kekurangan saya adalah: kurang bisa (atau belum bisa kaliya) menceritakan sesuatu dengan alur logika yang tepat. MENGAPA? Ada 2 penyebab sepertinya. Pertama, emang masih kebingungan untuk menyampaikannya dengan bahasa yang bisa dipahami oleh orang lain. Penyebab kedua, saya memang sebenarnya belum sepenuhnya tau KENAPA, tapi sebenarnya insting berkata bahwa MEMANG DEMIKIAN.


Penyebab yang pertama yaitu: KESULITAN DALAM MENGKOMUNIKASIKAN akan lebih mudah diurus. Asal rajin berlatih dengan cara yang tepat. Kalau bentuknya komunikasi lisan, ya berlatih teruslah untuk membicarakan suatu tema dari waktu ke waktu. Baik dalam kesempatan formal maupun informal. Kuncinya adalah MAU BERUSAHA. Kesempatan untuk berbicara? Pasti bakal ada kalau kitanya memang berniat untuk berlatih. Kalau bentuk komunikasi yang sifatnya tulisan? Berlatihlah dengan menggunakan media yang paling disukai. Kalau jaman dulu pisan mungkin diari lah yang menjadi salah satu media yang digemari, sekarang nulis bisa pindah ke media online seperti blog dan aneka medsos lainnya. Jam terbang akan membuat kita lancar dan makin lancar mengkomunikasikannya.


Penyebab yang kedua inilah yang bikin pala pusing orang yang mendengar. Kalopun ga pala pusing, minimal pendengarnya perlu lebih bersabar untuk mengurut alur logika saya. Bahkan yang biasa saya perlukan adalah justru membicarakan hal yang masih belum jelas runtutan logikanya kepada orang lain dan sambil mikir. MIKIR sambil NGOMONG tuh selama ini cukup efektif untuk menggali ide-ide yang berantakan di otak. Walaupun perlu menemukan orang-orang yang mau sabar menjadi teman untuk "merapikan" ide-ide tersebut. Bahkan dari proses mikir sambil ngomong tersebut, sering memunculkan ide-ide yang tak bisa diduga sebelumnya. Ide cerdas itu seperti bermunculan begitu saja saat pembicaraan berlangsung. Kalau bisa sampai pada kondisi itu, rasanya bahagia!


3 paragraf di atas pun tiba-tiba aja muncul setelah saya menyimak video TED berikut. Intip dulu deh. Menarik banget disimak bagi teman-teman yang senang dunia bacatulis.





Dari cerita 19:16 menit ini, saya merasa mendapatkan 1 (lagi) alasan mengapa rutinitas menulis perlu dibangun. IYA, seperti menemukan jawaban tanpa dicari. Prosesnya sama seperti saat MIKIR sambil NGOMONG. Ujug-ujug dapet jawaban dan bahagia.


Dari cerita yang rada panjang ini, ada kutipan berikut:

Kata si tanteu Chimamanda Adichie:

Cerita-cerita itu penting. Banyak cerita itu penting. Cerita telah digunakan untuk mengusir dan memfitnah. Tapi cerita juga dapat digunakan untuk memberdayakan, dan memanusiakan. Cerita dapat merusak martabat orang. Tapi cerita juga dapat memperbaiki martabat yang rusak.


Cerita (maksudnya tulisan) emang seperti pisau. Bisa dipakai untuk kebaikan dan juga untuk keburukan. Baik buruk pun relatif sebenarnya. Tergantung keyakinan yang dianut, tergantung pengalaman hidup yang pernah didapat, tergantung waktu dan kondisi saat cerita tersebut ditulis dan dibaca. Dan banyak faktor penentu sehingga sebuah tulisan dikategorikan menuju kebaikan atau tidak. 

Contoh yang diberikan dalam celoteh si tante orang Nigeria dalam video TED ini justru menampilkan efek buruk dari cerita atau tulisan. Tulisan yang seperti apa? TULISAN yang TUNGGAL. Tulisan yang ditampilkan bolak-balik dan terus-menerus (walaupun dalam berbagai versi dan bahkan media) sampai akhirnya mengesankan bahwa "sesuatu" menjadi hanya dimaknai satu. Bahkan dengan mengubah sudut pandang tulisan dan pemilihan kata-kata yang tepat, sebuah tulisan bisa bermakna sangat berbeda

Cerita tunggal menciptakan stereotip. Masalah dengan stereotip adalah bukan berarti hal itu tidak benar, tetapi tidak lengkap. Mereka membuat satu cerita menjadi satu-satunya cerita.

dan satu-satunya kebenaran. Emang apa masalahnya? Contoh dalam keseharian tentang ini banyak bangeeet. Bahkan bahayanya seperti bahaya laten. Tak terasa tapi tau-tau masuk ke dalam pikiran kita. Tak cukup hanya sampai di situ. Pikiran tentang stereotip juga bisa mempengaruhi perilaku kita terhadap hal tertentu. Yang bisa jadi buruk akibatnya. Entah buruk untuk diri kita maupun untuk pihak yang mempunyai cap stereotip tertentu di jidatnya . 

Jadi, marilah kita berupaya menampilkan aneka cerita dan tulisan yang justru bisa mencerahkan kehidupan ini. Nulisnya seberapa banyak? Gak usah banyak-banyak lah. Secukupnya saja, yang penting kebiasaan menulis tersebut dibangun dulu. Tentang apa? Tentang hal-hal menarik yang kita temui dong! Yakin deh, pasti ada dan pasti bisa dibagikan ke orang lain pembelajarannya. 

Sip, nuhuns kepada tante Chimamanda Adichie yang videonya menginspirasi saya malam ini!
Mari (rutinkan) menulis :)

NB: setelah membaca tulisan saya dan menyimak video dari tante 
Chimamanda Adichie, inilah saatnya anda menjawab: Apa yang anda bayangkan tentang AFRIKA? Apakah berbeda dengan yang anda bayangkan sekilas di awal? 




follow: @1mg1cerita

Sunday 12 June 2016

Out of the Box

Out of the Box?!?

Sebuah istilah yang saya sering dengar tentang cara berpikir yang kreatif, tidak standar, di luar kebiasaan dan sebangsanya.

Cara pandang ini, saya mulai sadari ketika ada sebuah simulasi saat pesantren kilat jaman sekolah dulu. Jadi ada satu pemateri yang meminta kita "gambarkan apel". Saat itu kebanyakan peserta menggambarkan apel satu biji saja. Gada tuh yang menggambar apel beberapa buah memakai keranjang, atau apelnya ada di sebuah supermarket, atau apelnya diberikan oleh seorang kekasih kepada gadis pujaan hatinya. Padahal bisa aja kan ya?

Lupa gimana debrief dari acara gambar-menggambar ini. Pastinya saat itu saya mulai "ngeh" bahwa ada banyak cara untuk mencapai 1 tujuan (dalam hal ini menggambar).

Sebagai gambaran, dari kecil saya cenderung nurut aja dan ga ngelawan. Manuuuuttt. Dan kepikiranya idup mah ya hanya 1 pilihan dan ya gitu weh. Di rumah cenderung diatur harus gini dan harus gitu. Kalau anak lain berontak digituin, saya malah nurut terus dan ga kepikiran untuk ngelawan ataupun ngebandel. Entah kenapa, jiwa pemberontak malah ga muncul. Mungkin ada, tapi tak muncul karena "merasa ditekan".

Saking manutnya, sampai ga sadar bahwa sebenarnya ada banyak pilihan dalam hidup ini. Jadi hidupya lurusss terus. Contohnya dalam dunia persekolahan: walapun rangking ga slalu 5 besar, tapi ga pernah jeblog prestasi. Sekolahan di sekolah favorit terus (favorit di Cimahi ya cateut). Kuliahpun ga neko-neko, yang penting bisa kuliah dan yang diperkirakan yang bisa bikin masuk UMPTN (dari namanya seleksinya aja, ketauan kan generasi tahun berapa-an). Yang cukup parahnya, bahkan jaman sekolah itu saya gak ikut ekskul sama sekali. Bahkan pramuka yang paling mainstream jaman SD sekalipun engga. Maen ke luar rumah juga konsisten: hanya seminggu sekali. Karena emang dibolehinnya hanya seminggu sekali. Kebayang ga, betapa ga berkembangnya potensi seorang ekstrovert sensing feeling perceiving sanguin ini! Hahah. ya gitu lah.

Sampai akhirnya saya tiba-tiba mendarat di YPBB yang sudah dijalani selama sekitar 10 tahun ini. Singkat kata singkat cerita, ini jadi titik selanjutnya untuk makin menyadari lagi bahwa ada banyak pilihan dalam hidup. Dunia kerja tak hanya berisi PNS belaka. Bukan berarti PNS teh buruk, tapi PNS bukan menjadi satu-satunya pilihan pekerjaan dalam hidup. Melakukan apa yang kita mau dan mengikuti kata hati, bisa juga jadi pilihan hidup.

Ada titik balik selanjutnya setelah itu. Nanti weh tapi itu mah ceritanya. Yang saya pengen bahas kali ini adalah tentang: kenapa kampanye lingkungan ko kaya gini-gini aja ya?

Itu menjadi pertanyaan besar (banget) dan banyak solusi yang sudah coba ditempuh oleh banyak pihak. Tapi kalo diliat dari grafik dan data kerusakan lingkungan, kondisi alam angger weh makin ruksak. Lihat nih Kalimantan dari tahun ke tahun. Makin dugul aja kan? Padalah segala kampanye udah dilakukan (bahkan dana dari luar negeri pun banyak dikucurkan) dan biaya untuk kakampanyean itu gak kecil.


sumber foto: http://bit.ly/25UqEeO


Okelah, itu sih di dunia antar berantah yang kita tidak langsung berinteraksi (walopun dampaknya dari segala kerusakan di muka bumi itu, ujung-ujungnya akan ngaruh juga ke kita). Contoh kecil tentang betapa buruknya kualitas lingkungan di sekitar kita adalah banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan dari rumah kita. Kaya dikit sih ya, dan kaya aman, karena ada yang ngangkut. Tapi sadddarlah wahai manusya~ bahwa ujungnya etateh numpuk di suatu tempat yang nun jauh disana. Yang potensial banget bikin orang lain aja menderita. Minimal pada demo karena baunya udah ga kuat lagi. Tapi yang maksimalnya sampai ada ratusan orang meninggal ketimpa sampah yang numpuk itu. Kurang dzolim gimana lagi kita-kita ini! Untuk yang sudah lupa, baca lagi nih salah satu berita tentang tragedi sampah di tahun 2005 di sini.

Dan kenapa sampai terjadi seperti itu, karena mana ada tempat yang cukup untuk menampung sampah segitu banyaknya dan selalu bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun seperti pada salah satu contoh berikut:

gambar dari: http://bit.ly/1UnCABP

Jadi, bukti-bukti kerusakan lingkungan udah banyak. Aksi ini itu lingkungan juga udah banyak, tapi kenapa masih ginigini aja? Salah satu yang kurang adalah (selain uang dan power ya, da itu mah udah jelas. Apalagi menghadapi kekuatan-kekuatan besar yang ada di balik kekacauan ini) kreatifitas dan kemampuan berpikir out of the box yang saya bahas di atas. MUNGKIN ITU!

Kreatif bukan hanya dalam arti: lucu, keren, beda, tapi emang yang juga menuju ke solusi!

Video berikut mungkin bisa jadi salah satu inspirasi pagi tentang kreatifitas dan atau berpikir out of the box untuk kampanye lingkungan. Selamat menyimak!

(ada teks bahasa Indonesianya bila dilihat di sini. Durasinya hanyalah 4 menit untuk yang di ted.com dan 5 menit untuk yang di youtube sehingga gakan nguras kuota bagi yang internet terbatas)




Udah ditongton?

Oke, selamat mendapat dan menciptakan iklim yang lebih membuat kita bisa berpikir out of the box!


Friday 3 June 2016

Menulis dan Konsistensi ( #1minggu1cerita )

Dari dulu banget sering dimotivasi untuk nulis. Tapi selalu weh hoream. Gada ada alasan mendasar ataupun filosofis kecuali hoream. Dan selalu berdalih: mening ngomong panjang daripada disuruh nulis. Lalu sampailah para peristiwa pelatihan public speaking. Kiki sebagai pemateri pelatihan tersebut menganjurkan saya untuk mulai menulis dan pakai bahasa yang mengalir saja seperti apa yang saya pikirkan. Kurang lebih begitu lah isi omongannya. 

Dari situ, akhirnya saya mencoba nulis dan pakai blog kompasiana. Kabita aja, karena sebelumnya teman saya Samsul sudah lebih dulu eksis menulis di portal tersebut (termasuk menulis dengan tema si anil pun sempat jadi tulisan hot dan dikomentari oleh banyak orang). Sistem di kompasiana (dulu ya, skarang udah lama ga ngoprek-ngoprek lagi kompasiana) adalah kita boleh nulis apapun (tentunya yang sekiranya manfaat buat orang banyak dong konten tulisannya) dan lalu memasukkan ke kelompok tulisan tertentu. Dan di tulisan perdana tersebut, tiba-tiba tulisan saya langsung masuk jadi headline. Headline berarti: tulisan tersebut masuk di tampilan awal ketika orang masuk ke kompasiana.com. Dulu ada 4 tulisan yang muncul beberapa jam dan akan diganti secara berkala oleh admin. Artinya peluang tulisan terbaca oleh orang lain (yang bahkan saya gak kenal) menjadi lebih besar. Dan karena dulu gak paham apa artinya headline, kalem-kalem aja. Tapi kemudian saya diberi tahu oleh Bunda (kompasiners kondang di masanya) bahwa tulisan itu naik dan banyak yang mengkomentari. Dasar sianil tea ya. Di darat maupun di udara (online dan offline maksudnya) seneng banget kalo bisa tenar :) . Jadi seneng banget rasanya pas malemnya bisa online (dulu belum punya android soalnya) dan liatin komen-komen yang banyak dan juga jumlah pembaca yang banyak dari tulisan tersebut.

Dari tulisan tersebut, akhirnya menumbuhkan rasa percaya diri untuk menulis. Gaya yang digunakan, ya pake bahasa yang mengalir weh. Segimananya ngomong dalam keseharian. Tulisan di kompasiana kebanyakan isinya tentang perlingkunganan. Kayanya brand itu rada nempel di area kompasiana (PD nya gitu lah), terbukti tahun kemarin akhirnya pihak kompas TV menelpon dan ngajak syuting tentang apa yang dilakukan sianil dalam keseharian. Rada malu oge sabenernya karena udah lama pisan ga nulis lagi di kompasiana. Cerita lengkapnya sila cek di sini.

Lalu kemanakah si anil kemudian? Apakah masih nulis? Atau hanya semangat di awal sajakah? Saya tak menghilang. Hanya saja pindah ke blog pribadi : berbagiceritaceritaseru.blogspot.com (dulu gak kepikir bikin blog pake nama sendiri sejenis anilawati.nurwakhidin@blogspot.com hahaha) . Dan menulis dalam paket irit alias jarang-jarang nulis. Tahu bahwa nulis itu penting dan berguna, tapi tetep HOREAM. Sampai akhirnya ketemu sama program #30haribercerita. Saat itu, program #30 hari bercerita masih menggunakan media twitter. Singkatnya: setiap peserta mendaftar, lalu nulis di awal tahun (sepanjang Januari) setiap hari 1 cerita dan setor lewat twitter. Standar aja sih: share link tulisan dan mention @30haribercerita. Kalau ga salah, saya nulis untuk 25 hari. Ada bolos-bolosnya. Tapi lumayan lah, 25 TULISAN SATU BULAN sih cukup untuk meyakinkan diri saya bahwa: kalau niat pasti bisa.

Februari lalu HOREAM DEUI. Gitu weh terus. Tahu penting tapi butuh sesuatu untuk memicu semangat. Bahan tulisan ada terus sepanjang masa. Pokoya kalo masih kepikir untuk cerita sesuatu ke teman dan lingkungan sekeliling, artinya ide untuk tulisan pasti ada. Apalagi untuk saya yang tulisannya jarang pakai riset-risetan (ditulisan jarang aja ya, walopun ga pernah hahahha) dan pakai bahasa seadanya.  

Sampailah pada satu saat, nemu tulisannya Rizki (inisiator @30haribercerita), yang pada intinya dia punya program untuk nulis 1 tulisan untuk setiap minggunya. Namanya apa ya poho deui. Rizki dan teman-teman bukannya ga pernah pada nulis. Tapi menulis yang tujuannya untuk membangun blog sendiri yang dirasa kurang. Yahari gene, kemana sih blog. Semua orang makin terbiasa nulis sesuatiu yang singkat-singkat macem status di media sosial. Maka, terinspirasilah kami (kami tuh terdiri dari beberapa orang. Yang aku inget banget ada Guli dan Rahyang, sisanya maap kalo ga kesebut) untuk membuat gerakan serupa yang kemudian diberi judul: #1minggu1cerita. Yang kasi judul gerakan: Rahyang. Yang bikin logo, temennya Guli. Trus si anil bagian ngapain? Nyakitu weh meramaikan :) 




Tahun 2016 ini tahun ketiga #1minggu1cerita. 3 tahun bukan waktu yang sebentar.  Kisah bersama #1minggu1cerita ini turun naek banget! Dari mulai semangat pisan di awal. Ada tahun #malassedunia. Saat itu hanya Rahyang yang rajin nulis. Sisanya pada memble hahahha. Pada tahun lainnya yang rajin nulis hanyalah Cacink seorang, sisanya menye. Dan sianil tetep konsisten untuk HOREAM. Tapi kebayang lah, kalo gada program jejadian macem #1minggu1cerita, kayanya bukan hanya HOREAM (da hoream-hoream juga, minimal ada beberapa tulisan yang muncul di tahun tersebut) tapi bahkan bisa sampe ga nulis sama sekali. Sakitu ge uyuhan :) 

Tahun 2016 adalah tahun kebangkitan kembali #1minggu1cerita. Mulai diurus dengan lebih serius (jangan bayangkan segimananya ya. Ini hanya nyempet-nyempetin waktu diantara berbagai kesibukan para admin yang superxibux). Per Juni ini, terdata kemajuannya adalah adanya: 

  • Pembenahan sistem: beberapa hal yang terdeteksi dilakukan berulang-ulang mulai dibakukan. Dicari caranya supaya bikin idup para admin ini lebih mudah. Intina mah eta heheh (ada form setoran, form pendaftaran dll)
  • Admin yang rutin bertugas: Saat ini ada 4 admin. Mudah-mudahan kamikami ini diberi ketulusan hati untuk terus bisa mensupprort gera’an positip ini. Dan akhirnya kami baru menggoalkan “admin bisa dapet Giveaway”. #adminJugaManusia
  • Giveaway secara rutin: Perdua minggu sekali ada hadiah-hadiah kecil yang dipersembahkan dari member untuk member lainnya yang tulisannya paling keren. Dipilih oleh admin dan juga pemberi GA di minggu tersebut.
  • Jumlah anggota yang membengkak. Asalnya dulu hanya kurang dari 10 orang. Lalu kemudian di 2016 ini naik jadi 30 sekian member.
  • Grup wasap yang meriah: grup ini rame benerrrrrr kecuali hari jumat atau hari setoran. Krik krik dikit lalu pada sibuk lagi atau purapura sibuk supaya gak ditagih setoran ahhaha. Yang dibicarakan bukan hanya tentang dunia tulis-menulis. Tapi rasanya hangat, seperti punya banyak teman baru~
  • Jumlah tulisan yang masuk dari program ini juga meningkat. Datanya masih berantakan, tapi sekilas begitulah hasilnya. Rencananya sih mau di akhir taun (gatau tenaganya ada apa kaga) mau bikin rapot-rapotan untuk setiap member. Kalau ada yang mau bantu bikin otomatisasinya, hubungi si anil yah. Gambaran manfaat buat diri sendiri, bisa dilihat dari data ini: 2013: 29 tulisan, 2014: 29 tulisan, 2015: 14 tulisan, sampai Juni tahun 2016: 34 tulisan.
  • Twitter @1mg1cerita! Harapannya sih, gerakan ini bisa lebih massal dan menyebar juga lewat media sosial. Menulis secara rutin itu pasti bisa dilakukan. Asal mau! Saya sih yakin benar. Gak peduli tulisannya model apapun, setiap orang punya gaya yang khas
  • Apalagi ya? Nanti ditambahkan lagi deh kalau inget.

Begitulah cerita sekilas tentang tulis-menulis dan #1minggu1cerita.
Tulisan yang lebih serius tentang #1minggu1cerita: bisa dilihat dari beberapa tulisan: 1, 2 dan 3Nuhuns dan mari konsisten menulis lewat program apapun. Tertarik mau gabung juga di #1minggu1cerita? Intip twitter @1mg1cerita yuk!