Sunday 9 May 2021

Banyak Cerita tentang Jalan

Kali ini, mau berbagi cerita yang terjadi belakangan ini. 

Yuk, mulai dari cerita pertama!

Minggu kemarin berhasil namatin 1 film India. Filmnya tentang ada nari-nari, namanya juga film India deh~ Bermula dari lihat list rekomendasi film India yang katanya bagus-bagus, lalu milih 1 film. Judulnya Bajrangi Bhaijaan. Ada yang pernah nonton? 

Film ini cerita tentang gimana perjuangan Bajrangi, warga negara India, untuk menembus jalan menuju Pakistan untuk mempertemukan Munny, warga negara Pakistan, dengan orangtuanya. Kisah ini menjadi unik karena Munny tak bisa bicara dan tentu karena India dan Pakistan sedang berseteru. Segala jalan dipakai buat bisa mencapai tujuan tersebut. Seru ini filmnya dan sampailah saya pada satu kesimpulan bahwa harusnya perbedaan itu ga jadi hambatan. Hati orang-orang bisa tergerak oleh tujuan yang mulia tanpa beda-bedakan kewarganegaraaan dan agama. Cocok banget nih buat disimak saat perlu mempertebal iman tentang pentingnya toleransi dalam keberagaman. 

-----------

Lanjut cerita kedua!

Apa jalan yang ditempuh ketika akan ada acara kumpul keluarga dan gatau mau bawa makanan apa? Solusinya tentang BELI wkkwkw. Biar rasanya jelas, kematangannya cukup dan tentunya ternikmati buat semua. Masak sendiri emang ga bisa? Bisa aja sih, tapi hasilnya suka ga jelas wkkw. Gpp kalo cuma buat dimakan sendiri sih, tapi kalo buat rame-rame kasian. Bisi menzolimi ahhah. Secara waktu juga lebih singkat. Ah pokonya serahkan sesuatu pada ahlinya deh. Apalagi kalo jenis masakannya emang agak aneh dan rumit kaya balakutak. Pada suka ga nih? Selamet ngiler ngeliatnya :) 



 

---------

Terusin ke cerita ketiga ya~

Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan juga untuk membahagiakan dosen, cuma ga kepikiran weh dari dulu. Setelah meninggalkan kampus 16 tahun yang lalu (ya ampun, lama juga ya), baru pas Romadon ini kepikiran untuk menyapa kembali para dosen wali di kampus. Dosen wali satu angkatan ada 6 orang dan tahun ini, saya dan temen-temen bakal bikin kejutan buat silaturahmi ke rumah-rumah dosen dan memberikan bingkisan alakadarnya. Asalnya cuma kepikir buat kirim paket ajasih. Hampers lah kalo bahasa jaman sekarangnya. Tapi rupa-rupanya beberapa temen-temen tergerak hatinya untuk mengantarkan langsung. Dana buat paket dosen didapat dari hasil patungan. Seru-seru! 

Sekarang sedang tahap menyiapkan paketnya. Divendorin aja ke sepupu. Karena kalau saya yang pilih-pilih dan maket-maketin, dijamin gakan bener WKKWKW. Gada rasa seni yang cukup baik, jarang banget belanja-belanji, apalagi online #eaa. Kalau kata tante yang berprofesi sebagai guru, dia seneng banget kalo murid jaman dulu yang sekedar menyapa. Itu disapa doang. Ya apalagi dikirimi paket. Apalagi dongg udah 16 tahun ga pernah kontakan. Beberapa temen kuliah, rupanya masih ada yang kadang ketemu dengan dosen karena kepentingan kerjaan. Misal ketemu di pelatihan atau di seminar. Saya kan ga kerja sebagai guru biologi, mau ketemu sama mereka di mana cobaaaa~

-----------

Satu cerita lagi sebagai penutup.  

Posisi saya saat ini: KTP cimahi dan ke Cimahi paling 2 bulan sekali. Rumah di Sumedang dan didatangi tiap Sabtu Minggu. Dan waktu terbanyak dihabiskan di kontrakan Ujungberung. Me time terus alias banyak sendirian karena kan akang kerja dari pagi sampai sore. Ngapain? Ya kerja lah. Baik kerjaan kantor maupun setumpuk kerjaan domestik. 

Nah, ada yang tanya rumah kan, yaudah diceritain weh kondisinya. Taunya doi kirim paket kueh. Pas ada kurir yang nelpon, posisi saya lagi di Sumedang. Jadi saya coba arahkan jalannya dan rencananya mau dititip di ibu warung atau tetangga kontrakan Ujung Berung. Nah, mulai tampak keganjilan saat kurir bilang, "Bu, di sini gada Griya". Nah loh, bingung kan. Masa dalam sekejap Griyanya tiba-tiba gada. Kan jelas-jelas itu yang biasa dipakai patokan. Lalu dengan cepat saya tanya: bapak lagi di Ujungberung atau lagi di Cimahi? Taunya lagi di Cimahi wkkwkw. Yaudah baru dikasi arahan lagi yang baru. Kasian si kurir teh, segitu lagi padat arus pengantaran, lalu dibuat bingung sama si penerima paket. Gara-gara rumahnya loba teuing hahhaa. Anggap aja rumahnya banyak. Aamiin.

----


Tulisan ini mendukung tema #1minggu1cerita