Sunday, 28 June 2020

Sehat adalah Pilihan

Beberapa waktu yang lalu ada 2 hal yang menarik perhatian saya berkaitan dengan urusan makanan dan kesehatan.

Pertama bermula dari obrolan panjang di sebuah grup tentang sayur. IYA SAYUR. Sayur sebagai salah satu pilihan makanan dalam keseharian kita. Sayur kaitannya dengan pilihan selera makan para member di grup tersebut dan urusan memasaknya.

Hal kedua masih berkaitan juga dengan grup. Saya sempat gabung sekejap di sebuah grup yang membicarakan kaitan nutrisi yang masih ke dalam tubuh kita sehingga bisa menjaga kesehatan tubuh. Di grup yang kedua ini, prosesnya lebih searah karena bersifat pemberian materi dikombinasi dengan metode coaching. Setelah materi selesai maka grupnya bubar. Dan menimbulkan beragam pertanyaan di dalam kepala saya.

2 betotan tersebut membawa saya untuk mencari tahu lebih jauh tentang sayuran, nutrisi dan kesehatan. Dan pencarian singkat tersebut membawa saya pada sebuah artikel yang menceritakan tentang dokter yang unik yaitu dokter Tan Shot Yen. Unik karena, dari yang saya baca, saat praktek bu dokter mengumpulkan para pasien dan pengantarnya (yang biasanya keluarga) dan memberi ceramah tentang kesehatan dan kaitannya juga dengan asupan pada tubuh sampai 2 jam. IYA 2 JAM. Ga kebayang wkkw.

Dari situ lalu keidean untuk cari bukunya. Di mana? Tentu di Ipusnas. Gratis-tis, asal mau bersabar karena belakangan ini aplikasinya beberapa kali minta kita untuk sign in melulu.

Nemu 2 buku. Bukan buku utama yang banyak saat digoogling tapi dapet 2 buku lainnya. Yang satu bersifat lebih teoritis dan membedah tentang "mengapanya" (atau lebih tepatnya filosofis kali ya) dan satu lagi yang disertai dengan resep-resep makanan sehat.



Sedikit cerita masa lalu, berkaitan dengan urusan hidup sehat dan diet dan ngurusin badan, saya sempat mengalami penurunan badan dalam waktu 2 bulan sebesar 6 kg. Tanpa obat, tanpa beli produk-produk diet. Sebuah prestasi yang dilakukan dengan "ancaman" kesehatan karena saya tanpa sadar sudah tinggal selangkah menuju batas tidak aman kolesterol. Awalnya bukan karena peduli kesehatan sih, tapi ya ingin kurus. Kuncinya ya kesadaran akan ancaman kesehatan tersebut, disertai juga motivasi terselubung biar langsingg dan tentu tekad yang bulat dan kemauan mengeluarkan energi untuk sedikit mikir dan siapkan makanan yang lebih sehat.

Tapi sudah berapa tahun ini, berat badan yang lebih ideal tersebut sudah dadah-dadah ke saya. Tak ada lagiiii. Badan kembali melar karena segala dimakan. Sehingga membaca buku tersebut rasanya mengembalikan ingatan saya terhadap motivasi hidup sehat tersebut dan justru menambah pemahaman baru.

Apakah setelah baca buku tersebut saya langsung berubah? Setelah baca buku tersebut saya lalu makan karedok beberapa kali. Karedok terdiri dari potongan sayur mentah. Versi saya kemarin terdiri dari banyak terong, lalu ditambah dengan timun, kacang panjang, kecambah dan kol. Sayuran yang dipotong tipis-tipis tersebut diberi bumbu kacang.

Secara singkat, menurut bu dokter, makanan yang minim proses memasak dan bentuknya diupayakan sedekat mungkin dengan bentuk aslinya, akan lebih banyak memberikan manfaat bagi tubuh kita. Proses memasak dan pilihan bahan memang bagian yang banyak dibahas di buku bu dokter. Dan dengan memasak karedok tersebut, saya juga baru tahu kalau kacang yang disangrai ya enak-enak aja. Ga selalu harus digoreng.


Karedok. NYAM!


Lalu besok-besoknya gimana?

Tiba-tiba saya merindukan bala-bala :)
Di dalamnya memang ada sayurannya. Tapi prosesnya digoreng dan ada TEPUNG. Apa bahayanya tepung? Temukan di buku tersebut aja ya.

Memang kesadaran untuk hidup sehat itu perlu dipicu oleh pengetahuan dan kemampuan mengendalikan diri secara terus-menerus!

Hayu goreng bala-bala!
#eh


2 comments:

  1. beurat pisan ngalawan gorengan mah. huhu

    suatu ketika ditanya sama ahli gizi soal pola makan anak : apa yang sering dikasihnya? aku bilang brokoli tepung dan tumis sayur. aku diceramahin rasa bogem. ' itu mah sayur semua. Mana kandungan protein hewani dan nabatinya?? Heuh, kabayang2 wae eta nasehat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gorengan oh gorengan~

      gizi seimbang itu jd pelajaran di sekolah kaliya?

      Delete