Sebagai manusia, tak luput lah saya dari kekurangan. Salah satunya adalah kekurangan bersyukur.
Beberapa hari ini, kepala bagian belakang dan tengkuk rasanya sakit-kit berkepanjangan. Rasanya mirip sakit ketika jelang mens yang biasanya akan hilang saat memasuki masa mens. Dan anehnya, saya baru saja beres mens beberapa hari sebelumnya.
Lalu karena rasanya badan lemes-lemes dan ga nyaman banget untuk ngapa-ngapain, saya akhirnya ke dokter. Sebelumnya coba googling dulu kira-kira tentang penyebab dari sakit yang terasa ini. Saya pikir mungkin kolesterol karena kalau perkara darah tinggi, emang cenderung tinggi melulu sih tiap cek mau donor pun. Selalu di atas 125. Atau takut juga diabetes karena lemes-lemes pan. Ya gitu aja, segala kemungkinan dipikirkan.
Ketika cek ke dokter, untungnya pake BPJS kan, jadi gosah pusing harus keluar uang lagi, akhirnya saya minta coba cek kolesterol dulu. Karena beberapa tahun lalu, saat lagi hobi-hobinya eksperimen bikin kue dan masakan lainnya, saya sempet didiagnosa memasuki ambang batas aman untuk si kolesterol ini. Apalagi saat ini keluhannya adalah sakit tengkuk segala. Tes berjalan sangat cepat dan masih di klinik yang sama namun beda ruang. Hasilnya langsung keluar dan masih terhitung normal (162 dari batas maksimalnya adalah 200).
Jadi sudah 2 dugaan gugur. Darah tinggi gugur. Kolesterol gugur. Dugaan yang ketiga adalah kurang istirahat. Ini lebih ga mungkin lagi, secara saya genk-selalu-tidur-cukup-kerja-mah-besok-lagi wkkw. Jadi salah satu dugaan lain adalah BANYAK PIKIRAN.
HMM, mikirin apa cobaaaaa. Namanya manusia hidup pasti ada aja lah yang dipikirin. Dugaan saya, mikirin kerjaan yang ga kelar-kelar dan mikirin masa adaptasi kerjaan suami juga. Tapi saya sampai bolak-balik tanya ke dokternya, "Tapi masa sih bisa bikin sakit kepala ga kelar-kelar gitu dok?" dan dokternya bilang memang sangat mungkin karena bisa jadi alam bawah sadar yang bicara tentang kondisi tersebut sehingga menyerang tubuh. Aduh serem amet.
Dugaan sementaranya itu, sehingga diberikanlah obat penghilang nyeri dan vitamin. (apakah saya terlihat kurang vitamin? wkwk). Sesungguhnya pas ke dokter itu sudah lebih seger sih dibanding hari sebelumnya yang tetep kerja tapi sambil golar-goler ga jelas. Masih rapat dan mikirrrr karena sudah terjadwal tapi rasanya ga nyaman banget untuk masak dan cuci baju. Apalagi jalan kaki rutin yang merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu, gakan ternikmati prosesnya.
Setelah kondisi membaik tersebut, cepet-cepet saya ambil kesempatan untuk jalan kaki rutin lagi. Mahal ternyata ya bisa berkesempatan olahraga ringan "saja". Butuh modal badan yang sedang fit sehingga bisa dinikmati prosesnya dan memberi kesempatan bagi tubuh untuk dipertahankan kebugarannya.
Jadi, saat sehat, yuk ambil selalu kesempatan untuk olahraga sebagai salah satu bentuk syukur akan nikmat sehat! Kalau udah sakit, walau "sesederhana" sakit kepala, boro-boro pengen olahraga pan!
eleuh....panyakit kita semua atuh eta mah, loba pikiran. seperti pepatah yang mengatakan, " sok barang siar kaluar bangbrangkeun pikiran"...mungkin solusi yang tepat biar gak terlalu stress. dengan jalan kaki kadang kita bisa liat kondisi sekitar dan lebih banyak mensyukuri hidup.
ReplyDeletesing sehat selalu Teh Anil,
salam
eka artjoka
Mana ada sih manusia yg ga punya pipikiraneun~
DeletePerlu dibawa hepi aja apa-apa ge ya
Cukup sedih dengan foto di bawah.. Ngaji di rumah masih diperpanjang.. Semoga wabah ini segera berakhir dan kita dapat hidup kembali seperti sedia kala yaa Teh..
ReplyDeleteAamiin. Biar banyak aktitas bisa jalan lagii~
DeleteSekarang kumaha teh? udah lebih mendingan?
ReplyDeleteSing enggal damang ya.