Kenapa? Ya lagi ga pengen weh.
Etapi tergelitik dengan satu kondisi yang masih kurang ideal namun tetap memberikan ruang untuk para #ZeroWaster untuk milih. Yak! Sesungguhnya perubahan itu tidak bisa cepat, tapi menciptakan ruang alternatif adalah salah satu jalan untuk menuju perubahan.
Enaknya sih langsung aja bikin larangan akan semua sampah yang ga bisa diapa-apain itu. Kresek misalnya, kemasan plastik sachet yang berwarna-warni misalnya, kemasan gelas sekali pakai untuk kopi dll dkk. Tapi kenyataannya perubahan ga selalu bisa diciptakan dengan cepat.
Pada sebuah penyajian snack, saya menemui adanya beberapa jenis pilihan minuman yang kayanya sih tujuannya untuk "memuaskan selera" para tamu yang hadir. Mulai dari beberapa kopi sachet, sampai ke kopi tubruk dan gula dalam toples mini. Tapi rupanya memuaskan juga rasa-ingin-mengurangi-sampah-dari-awal
Asalnya saya yang kadang mikir berapa kali untuk ambil kopi sachet, langsung sabettt begitu lihat ada kopi dalam toples. Yak belum tentu emang kopi tersebut dibeli menggunakan kemasan kertas atau kemasan plastik yang besar banget. Tapi setidaknya ga sachet banget lahhhhh. Sampahnya kan lebih banyak jadinya kalau sachet.
Pilihan lain yang disediakan juga ada di gelas. Disediakan gelas kertas (itu kayanya sih ga pure kertas ya, ga bisa didaur ulang oge) tapi disediakan juga cangkir. Otomatis dong saya pakai cangkir buat bikin kopi. Saya sambil perhatikan perilaku tamu yang lain (ngapain liat-liat orang? nya hayang weh atuh ahhahah). Ternyata walau udah ada cangkir, kebanyakan orang memilih pakai cup. Kenapa ya? Rupanya setelah iseng nanya muncul salah satu alesannya adalah karena cup itu nyimpennya beneran sebelah termos. Sedangkan si cangkir ada di sebelah kiri (ga kefoto si jajaran beberapa cangkirnya euy). Satu cangkir yang nyempil di dalam foto itu sih hasil saya mindahin sendiri. Tujuannya tentuww untuk memperlihatkan alternatif yang diberikan.
Jadi kayanya rangkaian peristiwanya adalah: pas masa snack datang, hayang ngopi, udah ga mikir lagi dan si tamu ambil yang paling deket aja sama termos sigana.
Yang lebih ekstrim semangat mengurangi sampahnya, justru mengantisipasinya dengan bawa kopi sendiri. Pakai misting mini. Ada temen yang kaya gitu soalnya. Baca 2 misting mini yang isinya kopi dan gula. Jadi kalopun di sebuah tempat dia ga nemu kopi sebagai sajian, atau kopinya kopi sachet doang yang tersedia, ya dia sih woles aja ngeluarin rangsum kopinya. TERNIATT KANNNN?
Etapi sebelum sampai ke situ, disediakan macam-macam pilihan kemasan dan penyajian pun udah memberikan angin segarrr bagi kami-kami yang ingin mulai mengurangi sampah dari awal ini.
Reduce memang sebenarnya konsep paling awal yang perlu diterapkan saat mencoba minim sampah. Tapii, sekedar mencoba mengurangi kresek saja ,aduuh banyak tantangannya. Kadang malah dianggap kaya alien . hehe.. plastik rupanya masih sulit terpisahkan
ReplyDeleteDari brojol kita udah bersahabat erat sama sih plastik sih emang ya
DeleteBenar-benar harus dimulai dari sendiri ya Mbak. Seperti selalu membawa kantong belanja sendiri atau selalu sedia botol air minum di tas. Dengan begitu lambat laun demandnya berangsur-angsur berkurang.
ReplyDeleteYak tul. Nunggu orang lain, pihak lain, bisa lama lagii~
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete