Sunday 17 April 2016

Apa Makna dari Hadiah?

Hari ini ulang tahunnya Mega. Tidak ada acara khusus untuk momen tersebut. Yang terjadi hanyalah kumpul-kumpul: ngopi, makan-makan seadanya dan nongkrong sambil gapleh. Bagian yang menarik dari ulang tahun Mega kali ini adalah, ada seorang teman yang memberinya hadiah.


Lego. Foto: Mega

Hadiah ini cukup disenangi oleh Mega karena pada dasarnya dia senang dengan aktivitas menyusun sesuatu yang sudah ada gambar modelnya. Katanya, keasyikan itu ada pada saat menyusun dan saat sudah jadi.

Keasyikan menyusun tersebut, bisa sampai menyihir Mega untuk anteng berjam-jam. Beberapa temannya cukup tahu "keantengan" Mega tersebut. Kakapalan ini adalah salah satu karya yang telah dibuatnya. Bukan lego, tapi cara kerjanya kurang lebih sama. Namanya mokit.


Mokit Mega

Hadiah buat Mega ini mengingatkan saya bahwa hadiah yang disukai adalah biasanya hadiah tersebut adalah hadiah yang disukai dan yang "gue banget". Bukan urusan harga, murah atau mahalnya hadiah tersebut. Coba bayangkan adegan saat temannya Mega ini mulai memikirkan, "hadiah apa yang cocok ya?". Mulai dari mikir dan nginget-nginget "dia senengnya apa ya? warna favoritnya apa ya?" Lalu proses tersebut dilanjut dengan pergi ke toko dan milih-milih hadiah yang paling yang cocok.

Dengan profesi saya (dulu) sebagai tukang pencari kado untuk kado udunan, saya bisa bayangin proses muter-muter toko tersebut. Bahkan, pada kondisi yang sulit karena "belum nemu yang sreg tapi pengen kasi hadiah yang membahagiakan", kadang saya perlu keluar masuk beberapa toko. Toko bahkan bisa sampai berada di beberapa daerah yang berbeda. Kebayang kan? Makaning pake angkot. Jaman dulu kan belum musim motor seliweran kaya sekarang.

Satu lagi yang berkesan dari urusan perkadoan ini adalah bila kadonya "gue banget", warnanya warna favorit dan HANDMADE yang beneran dibuat oleh pemberi kadonya. Proses awal mikir dia, kurang lebih sama dengan hadiah yang beli di toko. Bedanya dia ga muter-muter toko, tapi ngutek bikin bisa sampai berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Edun pan? Segitunya. Dulu saya pernah bikinkan hadiah semacam itu untuk teman. Gada barbuk fotonya euy tapi. Dulu ngasih diary tapi sampulnya yang niat banget. Pake kain strimin dan dikasi tusuk silang yang dirangkai namanya. Sampai beli buku pola huruf tusuk silang.

Ada juga hadiah yang saya berikan tanpa biaya sama sekali tapi waktu yang diperlukan banyak (pisan). Dulu saya membuatkan kolase foto sebagai poster ucapan selamat ulang tahun di media sosial. Jangan bayangkan kemudahan pendokumentasian saat ini yang hampir semua orang punya smartphone untuk foto. Dulu kamera masih jarang dimiliki. Masih untung, saat itu sudah masuk era kamera digital, jadi dokumentasinya berbentuk softcopy yang bisa berada di 1 tempat. Tapi dampaknya, karena dulu kegiatan yang didokumentasikan lebih banyak pada kegiatan tertentu saja maka foto narsis yang bisa dipilih tak sebanyak sekarang. Jadi yang dilakukan adalah ngubek-ngubek foto banyak kegiatan. Gak butuh uang, tapi butuh waktu yang banyak. Dan buat saya, waktu adalah sesuatu yang cukup berharga untuk "dikadokan".


Etapi, hadiah itu bukan hanya pas ulang tahun loh. Ada orang-orang tertentu yang punya kebiasaan memberikan perhatian pada orang yang disayanginya (disayangi teh ga selalu berarti pacar/pasangan ya) dengan memberikan hadiah-hadiah kecil. Kapan wehhh. Salah satu yang sering dilakukan adalah membawakan oleh-oleh saat baru pulang dari tempat jauh. Itu sepertinya standar kan ya? Tapi sentuhan kecil yang personal bisa membuat hadiah tersebut meninggalkan kesan tersendiri. Beberapa saat lalu, saya mendapat hadiah coklat pala. Enak, kecil, 1 buah. Namun dipermanis dengan ucapan selamat menikmati dan diiket-iket pake pita lucu. Niyat bangettttt.


So sweet kan? 

Dan juga kadang ada yang ngasi hadiah ke kita, tapi sebenarnya bukan benda yang kita banget. Contohnya saat saya dikasi hadiah kalung. Kapan coba saya pakai kalung? Tara pernah. Tapi saat dia bercerita tentang "kenapa dia pilihkan hadiah itu", baru terasa betapa bermaknanya hadiah tersebut. Ini juga jenis hadiah yang so sweet karena kata-kata yang tercantum sebagai makna dari liontin kalung tersebut merupakan harapan untuk saya yang (saat itu) sedang galau berat.


New Beginnings :) 


Begitulah seputaran makna dari hadiah. Saat saya membayangkan makna yang terkandung dalam aneka hadiah yang pernah diterima membuat saya bahagia :)

Hadiah kaya gimana sih, yang menurutmu bermakna dan membahagiakan? Mari berbagi!


follow @1mg1cerita



4 comments:

  1. Intinya hadiah yang tulus teh...
    Kadang ada juga hadiah yang formalitas, jadi ketika kita nerima hadiah berasa punya utang. Utang harus ngasih hadiah balik. 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yamemang sih, kadang aktivitas ngado hanya menjadi kebiasaan dan malah jd keharusan yg membuatnya jd minim makna

      Delete
  2. Hadiah yang dikasih di momen yang tepat, atau dikasih sama orang 'yang tepat' :p

    ReplyDelete
  3. Kalo sayah suka banget dikasih buku sebagai hadiah. Apalagi buku novel berbau sejarah gitu. Kalo mau ngasih pasti saya simpan baik2 hadiahnya. :)

    ReplyDelete