Saturday 4 February 2017

Cerita Sukses vs Cerita Gagal

Dalam melakukan perubahan, proses yang terjadi biasanya begitu seru dan menantang! Hal tersebut terjadi dalam berbagai lini. Termasuk dalam melakukan perubahan gaya hidup yang terkait dengan pengelolaan sampah di rumah.

Saya kembali merasakan serunya saat sedang menjalani tantangan ini. (Sila disimak dan hayu ikutan juga!)


Rasanya nemu kesenangan tersendiri ketika kembali menyadari hal-hal kecil yang telah diupayakan secara konsisten beberapa tahun belakangan ini.

Prosesnya sederhana saja, cukup mendokumentasikan #ceritaSukses kita dalam mengurangi sampah. termasuk #ceritaGagal -nya. Kalau #ceritaSukses, rasanya saya sering tuliskan dalam blog maupun medsos pribadi. Tapi #ceritaGagal justru (baru saya sadari) jarang dituliskan. Padalah katanya kita bisa banyak belajar dari kesalahan. Dan proses mengakui kegagalan, harusnya menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan

Contohnya pada kasus pemisahkan sampah organis dan pemanfaatannya. 

Sampah itu sebaiknya (1) dipisahkan dan (2) dimanfaatkan

Katakata itu adalah mantra yang wajib diungkap setiap kali pelatihan Zero Waste Lifestye - nya YPBB dan dalam berbagai kesempatan berkampanye. 

Saya dalam salah satu pelatihan ZWL YPBB - yang mana? cari yang paling muda dong~  (dok YPBB)

Apakah saya beneran menerapkannya dalam keseharian? Jawabannya: YA dan TIDAK! Mengapa?

Jaman tinggal di rumah Cimahi, saya gak ngompos karena sampah sisa makanan di rumah biasanya dimasukkan ke dalam ember khusus. Yang kemudian dijadikan campuran pakan angsa dan ayam.  Apakah itu hasil pemahaman akan pengurangan sampah? Engga wkwkw. Disuruhnya aja gitu sama embah. Dan segitu banyaknya aturan di rumah, semuanya juga dilakukan bukan karena bener-bener sadar. Ya karena HARUS weh. Baru kemudian, setelah saya menggeluti dunia persilatan ini, saya jadi sadar: "Oh, itu artinya, sampah sisa makanan di rumah Cimahi sudah dipisahkan dan dimanfaatkan.

Ketika pindah ke kosan Cikutra, akhirnya saya beli takakura! Setelah bertaun-taun pakai takakura hanya di kantor aja. Dan ini beneran bisa neken jumlah sampah yang harus keluar. Begitupun saat pindah ke kontrakan Ujungberung, takakura ikut dibawa dan sampai hari ini masih digunakan rutin.

Dodol oleh-oleh dari Akang pas ke Drajat dan kulit wortel pas numis kemarin
#ceritaSukses -nya seperti itu. Tapi keukeuh ya, adaaa aja terselip beberapa #ceritaGagal di dalam proses tersebut. Kulit wortel dll sih aman dong masuk takakura. Tapi kulit/daun yang keras (seperti kulit dodol kacang merah dkk)/tulang yang lebih keras, masi PR banget. Harusnya takakura dikombinasi sama biopori/lubang di halaman. Yatapi halamannya ditembok semua pakbuk~

Jadi, terbuka peluang lebar bagi teman-teman, ibukbapak sodarasodari yang mau kasi kado pernikahan berupa rumah berhalaman luas dan bertanah :)

----

beberapa #ceritaSukses dan #ceritaGagal akan diposting rutin di instagram saya di rentang 1-14 Februari untuk menjawab #TantanganWarga #SuatuHariTanpaSampah dari @rujakrcus


8 comments:

  1. Ampuuuun.... Kalau hartess Minta kado.. Apalah daya, aku cuma bisa ngasih barang pecah belah, bari jeung belum sempet dikasihin.. Y_Y

    ReplyDelete
  2. Semangaaat teh anil, semoga dari hal manfaat seperti ini, bisa nular ke masyarakat lebih luas 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menularkannya itu yang butuh elmu deui :-)

      Semangat!

      Delete
  3. Inspiratif banget teteh? jarang saat ini orang yang peduli sama sampah xixi

    ReplyDelete
  4. kereenn banget Teh, udah bisa terapin itu ke dalam keseharian. ahhh saya masih sering nyampah fufufhh

    ReplyDelete