Wednesday 29 June 2016

Motivasi atau Demotivasi?

Salah satu yang saya seneng saat liat video-video ted.com adalah banyak pembicara yang memberikan banyak contoh saat menjelaskan sesuatu. Tema yang "berat" pun jadi bisa lebih keterima karena ilustrasi-ilustrasi yang diberikan. Ada juga sih yang susah dipahami. Udah sulit, terus durasinya panjang, tau-tau ketiduran wehhhh. Bukan salah si pembicaranya, emang sayanya aja kali rada lambat nerima sesuatu yang sifatnya cukup abstrak. Bisa mah bisa, tapi lambat :)

Salah satu video yang saya suka adalah videonya Dan Ariely ini. Contoh yang dikasi banyak pisan, jadi bikin cukup paham dan menemukan banyak AHA saat menyimaknya.

AHA sih mungkin karena baper aja nontonnya wkkwkw

Silakan disimak dulu



Video yang ada tarjamah bahasa indonesia bisa dilihat di sini

Video ini erat kaitannya dengan urusan motivasi dalam bekerja. Di dalam video ini, gak bahas panjang-panjang tentang definisi kerja, tapi justru membahas tentang kenapa dan gimana si motivasi itu bisa naik dan bisa turun.

7 fakta penting yang saya temui:

1) Uang bukanlah satu-satunya pemicu naiknya motivasi kerja. Contoh cerita yang digunakan adalah tentang  perjuangan dan tantangan yang dijalani oleh para pendaki gunung dan tentang kisah seorang staf yang kecewa karena hasil presentasi yang telah disiapkan sampai lembur berhari-hari ternyata tidak jadi digunakan.

2) Kebermaknaan dalam bekerja tuh sangat-amat-penting-banget!



Ada dua kondisi: kebermaknaannya yang dari waktu ke waktu berkurang dan yang jelas-jelas kelihatan langsung depan mata bahwa yang dilakukan itu emang sia-sia.

Satu kondisi lagi sih yang saya kebayang (tapi gak dijelasin di video) yaitu delay (misalnya karena adanya jeda waktu yang panjang) antara proses kerja dengan hasil yang tampak nyata depan mata. Mungkin itu juga bisa bikin kebermaknaan belum kerasa.

3) Dampak kekecewaan yang parah saat sudah sekuat tenaga bekerja keras tapi kemudian jadi tidak dirasa bermakna bisa macem-macem. Mulai dari datang terlambat, pulang lebih cepat, menimbulkan perasaan tidak bahagia, kerja asal-asalan, sampai ke tindakan memasukkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak semestinya ke pelaporan keuangan. Ini salah satu indikasi menuju penipuan! TAH, parah kan kalau orang udah demotivasi!

4) Motivasi negatif terjadi karena ada proses pengabaikan kinerja orang, bisa juga berupa penghancuran upaya di depan mata mereka.

5) Selain motivasi negatif, tentunya ada motivasi positif juga yang diceritakan, Pertama "efek IKEA": dengan membuat orang bekerja lebih keras saat menyusun mebel IKEA, maka hasil kerjanya akan lebih dicintai. Kasus yang serupa juga terjadi pada adonan kue instan. Dulunya produk ini kurang laku karena semua komponen bahan kue dijadikan tepung. Lalu inovasinya adalah pembuat kue lalu perlu memecah telur sendiri dan menakar susu cair. Dengan cara tersebut, perasaan puas dan merasa bahwa "ini kue buatan saya" jadi muncul.

6) Teori Carl Marx terkait kebermaknaan lebih cocok untuk kondisi kekinian dibanding teori Adam Smith yang berkiblat pada efisiensi. Termasuk saya juga baru ngeh, kenapa saat kerjaan "segala harus bisa sendiri" (tentunya pada besaran kerjaan yang masih wajar) rasanya lebih memuaskan dibanding kondisi kerjaan dibagi perbidang. Saking terhubung sama perasaan, sampe kepikiran terus. Bahkan saat lagi gak kerjapun.




7) YANG PALING PENTING NIH: Bahagia dan produktif itu bisa banget jalan bersamaan :)



follow @1mg1cerita



2 comments:

  1. Mari berkerja. Masih ga mudeng intinya. Lihat2 videonya dulu kalo gono

    ReplyDelete
  2. Bahagia & Produktif...
    Setuju Teh

    ReplyDelete