Ganti Istilah?
- Penggunaan istilah/slogan katanya bisa mulai mengubah pola pikir kita katanya.
Segitu seringnya kita dengar: BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA. Kenyataannya? Orang-orang masih weh ninggalin sampah dimana-mana.
Juga trend terkini: PILAH SAMPAH. Kenyataan: angger tempat sampah terpilah di tempat umum teh nyampur booo.
Juga trend lainnya: LAKUKAN 3R! Reduce-reuse-recycle. Angger yang terjadi riweuh bikin ini itu kerajinan dari sampah. Nyampahnya? Masih tetep jalan terosss!
Itu padahal udah diganti istilah-istilahnya dan sudah melebar dari sekedar "buanglah sampah pada tempatnya". Jadi apa yang salah sebenarnya?
Istilah diganti tentunya oke. Tapi di balik itu ada sesuatu juga yang perlu berubah (banyak). Cara pandang kita terhadap sisa material dari rumah misalnya. Pikiran-pikiran kita saat mau bela-beli misalnya (ingin atau butuh yeuh?). Penggunaan maksimal dari barang-barang yang ada dulu misalnya. Metode pengangkutan material dari rumah-rumah misalnya. Upaya untuk mengkompos di rumah atau di dekat rumah misalnya dll.
Semua hal ini perlu berjalan seiring dengan pengubahan istilah yang juga dilakukan pada berbagai aspek material di sekitar kita. Kalo engga, nanti kita cuma seruseruan ganti istilah dan pakeren-keren istilah padahal ya ga kemana-mana.
Ngetik panjang-panjang gini sebageyyy refleksi dan tugas 2 dari kelas #belajarZeroWaste . Ngetik terutama sambil "menampar" dan ngingetin lagi diri sendiri~
Foto petugas pengelola material kawasan (ato yg biasanya disebut mamang sampah) diambil saat wawancara untuk program #ZeroWasteCities @ypbbbandung
No comments:
Post a Comment