Monday 21 January 2013

Hari ke 21: Memilih Jeruk

Pernah beli jeruk kan?
Biasanya langkah apa yang dilakukan?

gambar dari sini


Kalau di supermaket, langkah yang biasa dilakukan adalah:
1) milih mau beli jeruk apa. Ada yang jeruk-jeruk impor dan biasanya cuma ada 1 jeruk lokal yaitu jeruk medan. Pertimbangan yang dipakai biasanya terkait harga, selera, jejak ekologis (hanya akan dipikirkan oleh yang sudah ikut pelatihan keberlanjutan hehehe) dan juga kemenarikan tampak luar si jeruk.
2) kemudian ambil plastik (langkah 1 dan 2 biasanya bisa dituker-tuker)
3) konsentrasi di depan tumpukan jeruk untuk pilih-pilih jeruk yang paling bagus diantara yang ada. Kalopun sama-sama mulus, pasti aja reflek untuk cari yang paling bagus.
4) pergi ke tempat penimbangan
5) belanja-belaja yang lain atau langsung ke kassa.

Coba baca ulang langkah yang ke 3.

3) konsentrasi di depan tumpukan jeruk untuk pilih-pilih jeruk yang paling bagus diantara yang ada. Kalopun sama-sama mulus, pasti aja reflek untuk cari yang paling bagus. 

Ada proses memilih di situ. Padahal sama-sama jeruk. Dan juga kalau di supermarket sih, kualitasnya cenderung standar. Gak beda-beda amat. Yah sama-sama warna oranye, sama-sama mengandung vitamin C, sama-sama asem-asem seger. Tapi kita teteeeeeepppp aja milih-milih. 

Nah, kehidupan pun seperti itu. Ada proses dipilih dalam setiap langkah. Sama halnya dengan nasib si jeruk yang ada di supermarket.
Mau masuk SD pun ada tes dulu sekarang (di beberapa SD begitu)
Mau masuk SMP SMA juga sama. paling tidak orang dipilih berdasarkan NEM (sekarang apa ya istilahnya). 
Di kelas unggulan, orang pun akan dipilih, Pakai tes psikologi dkk
Mau masuk universitas jg samaaaaa. Sampai bela-belain aneka les supaya lulus tes di perguruan tinggi dan jurusan yang favorit
Mau kerja juga sama. Udah jangan ditanya lagi untuk bisa masuk PNS. Peluangnya kecil apalagi ditambah ada yang sogok menyogok
Kalau udah dewasa pun, ada proses dipilih lagi untuk jadi istri/suami orang
..........

dan lain-lain dan sebagainya. Proses dipilih itu akan selalu berjalan terus sampai jatah waktu hidup kita habis 

Tapi kan kita juga bisa memilih duluan? 
Mungkin ada yang bilang begitu. 

Tapiiiii berbeda dengan jeruk. Dalam kehidupan nyata, hal yang kita pilih tidak pasif. Dia atau suatu aturan main pun berhak memilih kita. Jadi untuk bisa dipilih dalam segala hal, kita perlu benar-benar pilih yang paling baik dan juga memantaskan diri kita untuk dipilih. 






No comments:

Post a Comment