Wednesday, 13 January 2016

Hari 13: Rumah yang Yahud

“Bangunlah sebuah rumah yang yahud. Di mana kita kan dapat bersama”  
(Naif)

Rumah yahud yang kebayang adalah beneran sebuah bangunan fisik tapi peran yang terpentingnya adalah tempat pulang, tempat dimana kita merasa nyaman dan bahkan bisa melepaskan segala kelieuran yang ada di luar sana. Rumah beserta isinya baik benda matinya dan makhluk hidupnya.

Terinspirasi dari sebuah rumah yang kadang saya lewati saat berjalan kaki, saya pengen pisan punya rumah yang cukup rimbun dengan aneka tanaman sehingga pas masuk langsung terasa lebih segar hawanya. Tanamannya mix antara tanaman pangan dan non pangan. Jadi sebagian besar kebutuhan masak-memasak bisa disupport dari kebon sendiri.




Hal lain yang kepikiran lagi adalah saya pengen rumah yang letaknya relative ngota, cukup mudah dijangkau kendaraan umum dan dekat dengan pasar. Mengapa? Supaya orang gampang kalau kunjung ke rumah dan supaya rumah tersebut bisa hangat dan meriah dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat dan jadi tempat kongkow sesekali. Sehingga punya manfaat yang besar juga bagi orang lain dan bikin ga harus selalu keluar rumah untuk bertemu teman-teman :)  dan mendapat aura keyahudan.

Maka menjadi syarat penting bagi rumah itu untuk punya ruang publik yang bisa dipake rame-rame dan ada pojok nongkrongnya dengan tetap ada beberapa ruang privat.

Begitu sekilas cerita ide rumah yang yahud menurut saya. Kamu?



2 comments:

  1. Teh Anil rajin banget ngeblog! beneran 30 hari bercerita ini mah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walau banyak hari yang bolos uluuuuu

      *minimal mulai nulis deui hehehhe*

      Nu rajin ulin dan menuliskannya mah tengtunya keluarga kecil mungilnya Ulu atuh :)

      Delete