Tulisan ini mengutip dan terinspirasi dari salah satu video TED tentang kebahagiaan yang dibawakan oleh
seorang psikolog bernama Dan Gilbert. Ada 3 video presentasi yang dibawakan oleh Dan, videoinilah yang paling saya suka.
Kebahagiaan adalah sebuah
kata yang seringkali menjadi tujuan dari segala hal yang kita lakukan. Coba
kita ingat-ingat, Seberapa seringkah
kita merasa bahagia? Sering? Jarang? Kadang-kadang? Atau hidup kita begitu
menyebalkan?
Saat kita mendapatkan
apa yang kita inginkan, biasanya kita lantas merasa bahagia. Dapet setengah
dari apa yang kita mau, ya cukup bahagia tapi ga bahagia banget. Kebahagiaan
itulah yang disebut kebahagiaan natural.
Tapi, kadang kala,
kita ga dapet apa yang kita mau. Entah karena keinginan yang diset terlalu tinggi dan
tidak realistis ataupun karena memang hal
tersebut (biasanya baru kita sadari sesudahnya) malah ga bagus buat kita.
Gimana menyikapi kondisi ini? Kondisi di saat gap antara keinginan dan
kenyataan begitu berjarak?
Untungnya ada satu
jenis lagi kebahagiaan yang disebut dengan kebahagiaan sintetis. Rasa
bahagianya bisa sama dengan kebahagiaan natural. Jadi, kebahagiaan sintetis itu
cenah adalah kebahagiaan yang kita karang begitu kita tidak dapat apa yang kita
mau.
Ada beberapa
eksperimen yang menunjukkan bahwa kebahagiaan sintesis itu begitu nyata.
Panjang kalau diceritain. Intip langsung di videonya ya. Buat yang bahasa inggrisnya
kurang lihai, tinggal pilih setingan tarjamah Indonesia pada video yang ada di webnya-TED.
Di dalam video
tersebut, ada sebuah ungkapan yang
begitu begitu berkesan bagi saya
"Tidak ada yang baik
dan buruk. Berpikirlah yang membuatnya begitu." Rupanya kekuatan pikiranlah yang
akan menentukan tingkat kebahagiaan kita. Suatu ungkapan yang saya setujui
dengan cepat dan sebagai pengingat akan potensi kecerdasan pikiran sebagai
manusia yang perlu dimanfaatkan secara maksimal. Tetapi di satu sisi, saya masih berusaha menyaring makna dari ungkapan
tersebut.
Mari berproses!
Love it!
ReplyDeleteSudah segitu weh