Sunday 10 January 2016

Hari 9: Baso dan Diet

Kemarin sore, hujan-hujan dan tiris-tiris ada acara makan baso yang haneut dan ladaaaaa!


Basyoooo (Foto: Jessisca Fam)

Sambil makan baso, tentunya sambil ngerumpi sama temen-temen cewe. Ngobrol ngaler ngidul tentang kehidupan. Tapi kemudian saya jadi kepikiran bahwa, ada masanya saya sempat menyetop kegiatan baso membaso ini beberapa bulan di tahun 2014.

Kala itu, dengan motivasi yang tinggi untuk menormalkan berat badan, saya datang ke puskesmas untuk minta saran dari dokter tentang cara diet yang baik dan benar. Dokternya sampai heran karena tampang saya gak nampak kaya orang yang sakit alias segar bugar. Tapi karena memang tujuannya pengen ngurusin badan, maka langkah awal yang ditempuh adalah periksa dulu kadar gula darah, kolestrol dan asam urat. Gula darah aman (sempat khawatir ada sesuatu karena di keluarga ada riwayat penyakit diabetes). Asam urat aman. Nah yang rada mengkhawatirkan adalah kolesterol. Gak parah banget sih, tapi lewat batas aman sedikit. Dan dideteksi obesitas. Sampai ditimbang bolak-balik pakai 3 timbangan yang ada di puskesmas. Jeng jrengggggggg!

Dari dokter umum dan periksa darah, saya kemudian dirujuk ke ahli gizi. Kata ahli gizi, saya diminta kurangi ini itu. Langsung lieurrr karena selama ini, saya pemakan segala alias sagala beuki, tukang ngabisin makanan cewe-cewe yang makan dikit doang aja ngerasa kenyang, tukang nyikat makanan di kantor pula. Yang saya inget banget untuk dikurangi: daging merah lebih baik sangat dikurangi (artinya baso engga lah pasti), ayam dan telor hanya  seminggu 2 kali, kurangi sangat gorengan dan snack-snack. Sayur dan buah perlu diperbanyak. Makan terakhir diupayakan sedapat mungkin sebelum jam 6 malam dan porsi nasi dikurangi sampai setengahnya.Ahli gizi ini tau banget euy kalau si saya rakus luar biasa. Ampuuuunnn!

Perjuangan warbiyasak! Malem pertama pas mau tidur rasanya lapeeeeeerrrrr banget. Tapi karena niat kuat, ya ditahan dan dipaksain tidur ajasih. Dan besok-besoknya aman lancar. Dan juga jadi rajin masak. Pagi-pagi biasanya langsung masak untuk 3 kali makan. Bekel sampai bermisiting-misting. Dijaga banget karena kalau beli, relatif susah juga dan segala digoreng. Taat banget untuk sekitar 2.5 bulan. Setelah itu jeboooooool dan mulai bandel lagi. Tapi setidaknya habis itu apa yang masuk ke dalam mulut lebih terkontrol. Dan hasil yang membahagiakan: dalam waktu sekitar 3 bulan, SAYA SEMPAT TURUN BERAT BADAN 5 KILOAN. Tanpa obat-obatan dan ini salah satu prestasi luar biasa di tahun 2014.Sekitar 4 bulan yang lalu timbang badan ternyata TURUN 7 KILO dari berat awal di tahun 2014. WOW!

Bagaimana dengan saat ini? Saya mulai pemakan segala lagi tapi gak separah dulu. Saat ini masih gamau timbang badan lagi karena kerasa mulai meral lagi. Hayulah mari kita mulai hidup sehat dan mengatur pola makan lagi :)

2 comments:

  1. nah, ini pasti seru perjuangannya nahan lapeuuurrr..
    Kebayang eta pas tidur mimpinya gak berwarna dan perutna kelaperaannn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Demi turunnya berat badan sekian kilo dengan motipasi yang sangat tinggi pada masa tersebut utiii :)

      Delete