Sunday 28 August 2016

Selamat Hari Minggu!

diambil dari sini


Selamat hari minggu :)
Apa arti hari minggu buatmu?

Denger kata "hari minggu" saya langsung kebayang cepat 2 hal yang mungkin bukan hal yang lazim dipikirkan oleh banyak orang. Karena pola aktivitas yang saya jalani pun memang rada beda sama orang-orang kantoran.

Seringkali dulu hari minggu jadi hari kerja. Di awal masa lulus kuliah alias tahun-tahun awal saya beraktivitas di YPBB, bukan hal aneh lagi bila saya cukup sering bolos dari acara nikahan temen dan acara seremoni sejenisnya. Mengapa? Acara sejenis beginian yang membuat saya bolos mulu.


Pelatihan Relawan Zero Waste Gelombang 2 2016. Dok: YPBB

Bayangin, di pagi yang masih tunduh karena kurang tidur (karena malemnya begadang ulin) dan cuaca lagi enak-enaknya pisan buat tidur atau tidur-tiduran di kasur karena gerimis, peranan sebagai fasilitator kegiatan menunggu di area Geusan Ulun ini. Dan dulu seringkali aktivitas sejenis ini berulang dan seringkali jatuh di hari minggu. Saya mencintai kegiatan ini! Segala keruwetan ataupun hal-hal adminstratif yang kadang menyebalkan langsung luruh saat bertemu dengan banyak orang yang matanya berbinar untuk mengikuti kegiatan. Bertambahnya teman-teman baru juga bisa jadi imbalan yang bisa membuat hati senang selama berhari-hari lamanya. Rasa hangat pertemanan dalam menjalankan aktivitas ini membuat saya bisa merelakan beberapa kesempatan datang ke acara nikahan temen. Tapi untungnya, kegiatan bersama relawan ini tidak selalu terjadi tiap minggu. Jadi tetap ada acara nikahan yang bisa dihadiri. Tak jarang ungkapan dari teman-teman seperti, "Anil soalnya sibuk terus sih, jadi gak bisa dateng wae" terdengar. Saya sih berusaha menjelaskan (entah dipahami atau tidak) bahwa sebenarnya gak segitunya sibuk juga. Hanya saja pola aktivitas dan ritme hidup yang berbeda membuat kondisi tersebut terjadi. Saya berkegiatan bersama para relawan di hari libur mereka yang kebanyakan jatuh di hari minggu. Hari lain (senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu) justru peluang untuk udar-ider lebih besar.

Itu makna "minggu" yang pertama buat saya.

Makna "minggu" yang kedua adalah DEADLINE!
JRENGGGGG

Mengapa demikian?
Saya bukan anak sekolahan yang punya banyak PR dan sepanjang hari males-malesan nonton TV sehingga minggu malam harus kejar setoran ngerjain PR. Tapi saya sedang mengikuti program #1minggu1cerita yang sukses untuk "memaksa" saya untuk menulis secara cukup rutin. Saya garis bawahi kata "cukup"  karena sesungguhnya saya masih anak nakal yang selalu membuat aneka alasan sehingga tidak benar-benar membuat 1 tulisan dalam 1 minggu. Dalam sebulan, aaaadaaaa aja bolosnya. Dulu hari setoran adalah hari jumat. Dan biasanya jumat malam adalah detik-detik yang cukup "mencekam" di grup wasap #1minggu1cerita. Mencekam karena takut ditagih atau ramai dengan berbagai alasan dalam upaya membuat pelegalan ketidaksetoran tulisan. Baru beberapa saat ini dipindah atas usulan kebanyakan member yang justru berlibur di hari Minggu. Hari deadline berpindah ke Minggu deh.


follow @1mg1cerita



Minggu adalah SETORAN!
Horeeeyyy ahirnya setorrr :)

Selamat hari minggu :)
Apa arti hari minggu buatmu?
Mari berbagi!

Sunday 7 August 2016

#aktivasiZeroWasteKit


Semangat perubahan adalah sesuatu yang menular. Makin sering dilakukan dan dibicarakan, efeknya akan lebih besar dan menyebar ke orang-orang lain. Orang yang semangatnya sedang tinggi, akan membuat orang yang semangatnya sedang turun menjadi terpacu kembali. Posisi tersebut bisa berputar diantara sekelompok orang. Peranan berganti-ganti tetapi tetap tujuannya adalah semua untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

Semangat perubahan tersebut dirasakan kembali pada pertemuan relawan edisi tahun 2016!
Perubahan yang dilakukan oleh setiap orang berbeda-beda jenis aktivitasnya dan juga level komitmennya. Tetapi kesimpulan yang saya dapatkan sore itu, semuanya sedang dalam level semangat yang tinggi. Dan itu bisa menjadi modal awal yang keren untuk terus konsisten melakukan perubahan.

Dimulai dari semangat Nurul yang punya keberhasilan gerakan #hariCuciGelasSedunia saat lebaran di rumah orangtuanya. Jadi begini ceritanya: saat lebaran, biasanya di rumah orangtua Nurul (dan pada kebanyakan rumah lainnya) disediakan AMDK alias air minum dalam kemasan. Sampahnya memang bisa didaur ulang, tetapi karena Nurul merasa bahwa mencegah sampah dari awal lebih baik, maka upaya yang maksimal dia lakukan di lebaran tahun ini. Dia membelikan gelas tambahan untuk berlebaran mengingat tamu yang datang ke rumah orangtuanya cukup banyak biasanya. Lalu semua tamu disuguhi air dalam gelas dan dia bergotong royong dengan keluarganya untuk mencuci gelas para tamu.

Tampak biasakah cerita ini? Saya sih merasa ini luarrrr biasa. Mencoba satu terobosan baru dalam keluarga dan hasil akhirnya berhasil adalah satu tangga menuju keberhasilan lainnya.

Semangat yang Nurul miliki ini bukan hanya pada satu aspek, tapi juga dia lakukan pada gerakan #aktivasiPembalutReuse ! Gerakan macem apakah ini? Mari saya ceritakan. Nurul sudah punya beberapa pembalut reuse. Tapi belum juga digunakan karena kepentok rasa kekhawatiran. Untuk yang sudah mulai mencoba pembalut reuse, pasti tau rasanya kan? Setelah bertahun-tahun terbiasa menggunakan pembalut biasa, pasti ada kekhawatiran ketika akan berganti kebiasaan. Tapi dengan semangat juang yang tinggi, akhirnya dia mulai berupaya rutin menggunakan pembalut reuse tersebut dan berhasil! Tingkat penggunaan belum sampai 100%. Tapi dia berada dalam tahap semangat untuk melengkapi kekurangan yang masih terjadi karena mulai merasakan manfaatnya. Selain mengurangi jumlah sampah yang dikeluarkan setiap bulannya, juga pembalut reuse bisa mengurangi iritasi katanya.

Nurul dan putranya Mumtaz


Semangat yang Nurul lakukan itu dibagikan ceritanya ke relawan yang lain. 2 orang relawan lain yang mahasiswa laki-laki jadi punya pemahaman baru tentang penggunaan pembalut reuse. Dan Ibu Rika jadi tertarik untuk menggunakannya. Niat bu Rika sudah ada, tapi belum derrr dilakukan dan semangat itu jadi nyala lagi setelah mendengar cerita sukses Nurul.

Bu Rika

Bu Rika selain kabita ingin mencoba rutin menggunakan pembalut reuse, rupanya sedang asyik dengan gerakan #aktivasiTakakura. Takakura sebagai pengompos sudah dia miliki. Tapi karena ini itu dan segala macem, sempat tidak dipakai. Dia menceritakan bahwa akhirnya dia menggunakan kembali takakuranya. Dan rupanya #aktivasiTakakura ini berbonus! Berbonus karena rupanya Bu Rika membuat kegiatan berbagi tentang pengelolaan sampah di wilayah rumahnya, Dari 6 ibu-ibu yang hadir, ada 1 orang yang serius ingin mengelola sampah organisnya menggunakan takakura dan langsung minta tolong dibelikan pengomposnya.

Para ibu-ibu emang semangat banget! Bukan hanya Nurul yang punya 2 kegiatan. Bu Rika pun punya keberhasilan lain dalam gerakan #kurangiTissueSampaiSetengahnya. Salah satu aktivitas yang membuat penggunaan tissue di rumah bu Rika adalah tangan anaknya yang sering keringetan. Bu Rika sekarang di rumahnya punya 16 buah sapu tangan yang terbuat dari 4 helai lap yang dipotong-potong. Biasanya pembelian tissue sampai 2 buah, dengan hadirnya pasukan tissue baru, tissue baru habis 1 buah pada durasi waktu yang sama. Asik kannnn?

Dari jajaran para lelaki, ada Alfan yang punya gerakan #sebarSemangatTumbler. Kebiasaan Alfan untuk bawa botol minum sudah dilakukan dari lama. Sehingga tantangan untuknya adalah mengajak teman-teman untuk juga menggunakan tumbler dalam keseharian. Dalam waktu sekitar 2 bulan, dia berhasil meyakinkan teman-temannya untuk menggunakan tumbler. 6 orang yang akhirnya mau. Pendekatan yang dilakukan tentunya lewat obrolan santai saat melakukan berbagai aktivitas. Kan namanya juga ke temen. Gak perlu formal-formal amat. Selanjutnya dia ingin menebar semangat ini ke lingkaran yang lebih luas lagi.

Alfan




#aktivasiTasKain dilakukan oleh Bayu. Bayu yang kemudian dijuluki "anak lingkungan" oleh teman-temannya ini karena sering bawa tumbler ke kegiatan kampusnya, sudah memiliki 3 tas kain. Tapi lagi-lagi, tas kain yang sakti untuk mengurangi penggunaan keresek ini belum digunakan. Dulu jarang banget menggunakannya, tapi sejak ditantang oleh tim YPBB untuk mulai mengaktivasinya, ternyata seru juga katanya mulai melakukan perubahan tersebut. Perasaan berhasil melakukan perubahan dan juga terdorong semangat dari Alfan yang sudah berhasil mengajak teman sepermainannya membuat Bayu ingin menebar semangat #aktivasiTasKain ke teman-temannya juga.



Perasaan berhasil dalam gerakan masing-masing ini mudah-mudahan menjadi energi yang terus meneguhkan komitmen #zeroWaste dari temen-temen relawan. Semoga pertemuan untuk saling berbagi cerita dan semangat ini pun bisa rutin dijalankan sehingga bisa menjadi semangat yang bertumbuh terus dan bisa menginspirasi banyak orang.

#aktivasiZeroWasteKit menjadi kata kunci di pertemuan sore tersebut. Jadi sebenarnya teman-teman relawan ini sudah punya perangkat untuk mulai mengurangi sampah dari awal.  Tapi perangkat itu pada nganggur belum digunakan. Misalnya pada contoh kasus pembalut reuse dan gelasnya Nurul, takakuranya Bu Rika, tas kainnya Bayu, dan tumblernya Alfan. Ada jarak ruang dan waktu untuk mewujudkan pengetahuan (dan kepemilikan barang) menuju perubahan perilaku.

Hayu mari kokoreh lagi di rumah masing-masig. Peralatan apa saja yang potensial bisa membantu kita dalam upaya pengurangan sampah dari awal. Dan mulai derrrrr aja digunakan. Dan nikmati sensasi keberhasilannya :) Itu bikin ketagihan loh!