Saturday 30 May 2020

Baca Lagi Yuk!

Selain namatin serial Koreya, di liburan lebaran kemaren (anggap weh punya liburan ekekeke) berhasil namatin 2 novel @okkymadasari.

Sebuah prestasi karena udah lama weh tara baca yang beratus-ratus lembar. Kalo liat igs dan wasap dan medsos lainnya mah bukan dikategorikan "baca". Menemukan kembali keasyikan baca dan kebetulan bangettt novel yang dipilihnya menarik.

Di salah satu artikel yg nyeritain tentang mbak Okky, dituliskan bahwa novel-novelnya ditulis untuk membangun pesan tertentu. Yang belum tentu langsung mengubah kebijakan misalnya dalam sekejap. Tapi berupaya membangun narasi alternatif sehingga pelan-pelan mempengaruhi alam pikiran pembacanya.


Kata kunci "narasi" lagi musim banget deh di kantor. Karena katanya kegiatan di lapangan itu tidak cukup. Perlu dibarengi dengan advokasi kebijakan sehingga lebih banyak orang lain yang mau melakukan (dalam hal ini pemilahan sampah) dan juga tentuuu perlu dibangun narasinya. Cenah kitu. Sampai pada dikursusin tentang membangun narasi di medsos itu seperti apa. Yang kesimpulan dari kursus tersebut adalah: WAHHHHHH, kudu kerja keras dan cerdas nih membangun narasi untuk melakukan perubahan sosial. Macem menanam keyakinan bahwa lebaran itu pakai sirop Marjan gitu lah. 


Ok, balik lagi ke urusan narasi yang dibangun sama Okky. Dalam Etrok dibahas isu perempuan yg berbeda dibanding perempuan yg hidup di jamannya. Dan nyelip di bagian-bagian ahir tentang gimana dampak "dicap sebagai PKI" bisa mempengaruhi kehidupan seseorang. Trus langsung keinget narasi utama di Indonesia yg dibangun lewat film G30S PKI. Kita tau lah ya siapa yg paling jago membangun narasi di jaman itu. Dari Sabang sampai ke Merauke bisa dibuat seragam semua pemahamannya.




Screen shoot dari Ipusnas


Kalau dalam Kerumunan Terakhir, isu yg diangkat lebih pada kaitan dunia maya dan nyata. Dunia maya ternyata bisa jadi dunia baru bagi si tokoh-tokohnya. Yang walau bagaimanapun "halu"-nya, kita tetap berpijak di dunia nyata. Mengingatkan saya untuk perlu cerdas memaksimalkan 2 dunia tersebut. 






Di akhir novel Kerumunan Terakhir lalu terlihat mbak Okky ini temenan sama mbak Tunggal dan Mbak Nieke. Saya sempat berinteraksi sejenak saat ada kerjaan beberapa tahun yang lalu. Dunia teh muter-muter aja di situ ternyata.  

Gitulah dongeng terkini dari aktivitas baca-membaca. Selain rindu aktivitas membaca, saya pun ingin kembali melatihkan ketahanan saat membaca (pasti beda kan dibanding baca grup chat misalnya) dan juga melatih kepekaan dalam berbahasa. Mulai dari yang sifatnya fiksi dulu biar ga pusing teuing mikirna. 

Buku terahir apa yg temen-temen baca? Ayo berbagi ceritanya!