Tuesday 27 September 2016

M & M

Apa yang kebayang saat mendengar M&M?

Saya langsung kebayangnya permen coklat!
*efek laper sigana*


foto dari http://bit.ly/2d0xVFY

Nah, malem ini saya nemu M1 & M2 lainnya yaituuu Meeting and Manager alias rapat dan menejer (pasti kalian langsung pada inget sama kerjaan: setelah denger dua kata kunci tersebut ya?)

Saya menemukan 2 kata kunci tersebut di presentasinya Jason Fried.
Intip di video berikut lengkapnya. Rada panjang dongengnya dan bisa disimak yang ada terjemahan bahasa Indonesia di sini.




Selama 10 tahunan terakhir (lama amet ya) saya terbiasa dengan diberi kebebasan mengatur waktu kerja. Nu penting mah beres wehhh kerjaan. Jadi saya justru belum pernah merasakan gaya kerja kantoran (malahan kepengen heheh). Ini sejalan dengan beberapa hal yang mang Jason ungkapkan di presentasinya.

Nah, tapi ada kalanya kerjaan tetep ga beres - padahal pengaturan waktu dibebaskeun -

JRENG, JADI APAKAH YANG TERJADI?

Mari cek di kerjaan temen-temen, mungkin penyebab kerjaan gak beres karena duet M. Yaitu kombinasi peran Manager dan Meeting.

MEETING (M1) 

Pernah denger ungkapan: "Rapat weh tuluy, iraha gawena?"
Ungkapan tersebut rupanya diamini oleh mang Jason. Suganteh hanya terjadi di Banung sadjah hahaha.

Rapat diduga sebagai penyebab kerjaan gak beres karena rapat menyebabkan waktu-waktu emas untuk bekerja jadi berkurang. Di sisi lain, kerja tuh cenah seperti proses tidur. Ada tahap-tahapannya untuk menuju kualitas tidur yang baik. Kalo proses itu terganggu akan berakibat kualitas tidurnya kurang baik atau perlu balikan lagi ke proses awal. Kerja pun ada tahapan-tahapannya seperti itu. Keganggu dikit (seperti halnya diajak rapat dan rapat lagi) akan mengganggu tahap-tahap menuju bekerja yang berkualitas.

MANAGER (M2) 

Pengen ketawa sih sebenernya baca "peranan manajer" seperti yang diceritakan oleh mang Jason. Manajer digambarkan sebagai orang yang seringkali "mengganggu" proses bekerja kita. Manajer adalah orang yang dibayar khusus untuk mengecek bolak-balik bagaimana kita akan mengerjakan pekerjaan kita dan sudah sampai dimana status kerjaan kita. Gimana ke-mengganggu-annya seorang manajer menurut mang Jason? Lihat sendiri lah di videonya~

Yang paling penting dicatat dari presentasi mang Jason ini, kita tak perlu menyalahkan si M1 dan M2 atau M-M yang lain saat ada pekerjaan kita yang tak beres. Karena mungkin kita masih butuh peranan manajer dalam pekerjaan kita. Dan mungkin kita masih butuh juga peranan rapat. Yang mang Jason tawarkan sebagai alternatif solusi adalah dengan ekstrim mengantikan M1 dan M2 dengan bekerja di rumah. Selain itu, dia juga menawarkan solusi-solusi lainnya.

Tapi pastinya kita bisa juga memilih untuk tetap melakukan keduanya atau bisa dengan jalan menyesuaikan kadar M1 dan M2 sesuai dengan kebutuhan pekerjaan kita.






Saturday 24 September 2016

Makan Siang Bareng?

Siapakah orang yang paling kamu tidak sukai?

Teman yang kepo?
Bos di kantor yang kasi kerjaan ga kira-kira?
Temen kantor yang rese?
Temen sekolah yang suka pamer?
Mantan? ups
Saingan bisnis? 
Tetangga yang hobinya bergunjing?
Orang yang beda agama?
Orang kaya baru yang lebay?
Pejabat yang suka korupsi duit rakyat?
PNS yang (katanya) males?
Orang yang lebih bahagia dari kita?
Gubernur Jabar yang mukanya nampang di mana-mana?
Politisi yang (katanya) busuk
Saudara yang sudah lama tak jumpa?
.
.
.

Silakan tulis 1 nama orang yang kamu tidak suka tersebut dalam selembar kertas. Kecil aja, gausah besar-besar. Dan tulis, kenapa kamu tidak menyukai (atau bahkan) membenci dia.

SUDAH?

Oke, sekarang silakan menyimak cerita saya yang sepertinya akan simpel dan pendek sajalah~

Ada macam-macam reaksi manusia terhadap orang yang tidak disukainya. Ada yang dengan terus terang menyatakan ketidaksenangannya, ada yang lalu ribut tak berujung karena tak juga menemukan titik temu yang mencerahkan, ada yang lalu melawan dengan mengabaikan (misalnya kita berpikir: antepkeun wehhh, engke oge cicing | antepkeun weh, sina apalaeun sayah aral dll), ada juga yang diem tapi ngomongin di belakang, bahkan ada yang sampai ke tingkatan mencari sekutu (menghasut orang-orang di sekitarnya untuk juga turut membenci orang tersebut) dan masih banyak lagi reaksi-reaksi yang terjadi bila manusia tak suka terhadap orang lain. Reaksinya bisa sangat beragam tergantung pola relasi yang terbentuk.

Ada 1 ide cemerlang yang diungkapkan oleh Elizabeth Lesser untuk menghadapi orang yang kita tak suka itu dan rasanya cukup seru untuk dicoba. Ide ini mungkin sudah kita lakukan tanpa sadar. Atau dilakukan dengan bentuk yang berbeda, tapi memiliki peranan yang sama. Apakah ide tersebut? Untuk memahaminya, silakan tengok video berikut!

*video bersubtitle Indonesia bisa disimak di sini*




Ide tersebut adalah mengajak orang makan siang. Memberi makan pada orang yang kekurangan sudah biasa dan banyak dilakukan. Bukan saya menganggap enteng upaya tersebut. Beberapa komunitas sudah sejak lama melakukan upaya-upaya amal seperti itu. Beberapa kisah menarik tentang upaya tersebut bertebaran. Belakangan yang saya ikuti perkembangannya adalah ceritanya Ajeng (salah satu member #1minggu1cerita) yang melakukan Maparin Tuangeun. Ceritanya silakan cek di sini dan situ.

Tapi ide "makan siang" yang dibahas oleh euceu Elizabeth ini adalah sejenis upaya untuk mulai dan makin memahami pola pikir yang dimiliki oleh orang yang tidak kita sukai (pola pikir itu biasanya yang menjadi penyebab perilaku pikasebeleun yang dilakukannya selama ini) dan sampai pada akhirnya (mudah-mudahan) bisa memecah kebencian yang ada di satu atau kedua belah pihak.

Saya jadi ingat dongeng tentang Jokowi di masa dia menjabat sebagai walikota Solo. Saya lupa, siapa yang dulu ngedongeng tentang hal tersebut tapi dongeng tersebut cukup mengesankan. Akhirnya tadi googling di wikipedia untuk mendapatkan fakta tersebut:

"Program yang mencuatkan namanya selama menjadi Wali Kota Solo adalah pembenahan pasar dan pedagang kaki lima. Salah satu contohnya adalah pedagang kaki lima di Monumen 45 Banjarsari. Jokowi menggunakan pendengkatan nguwonke wong atau memanusiakan manusia sehingga tidak memaksa ataupun menggusur pedagang, sebaliknya mengedepankan dialog dan makan siang bersama agar pedagang mulai berani menumpahkan keluhannya langsung. Selain itu, dibuka pula jalur diskusi di mana saja, seperti di Balai Kota, warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di Loji Gandrung.[9] Setelah 54 kali sesi makan siang bersama selama 7 bulan, pedagang mulai luluh dan Pemerintah Kota Solo mengistimewakan para pedagang yang bersedia pindah dengan membuatkan arak-arakan hingga ke tempat baru
Acara makan-makan yang dimaksud si euceu Elizabeth mungkin diciptakan suasananya supaya bisa mulai bikin orang mau ngobrol bebas dan bersuara. Nebak ajasih dari suasana yang terjadi saat acara makan siang rutin Jokowi dan para pedagang. Namun judul makan siang tentunya lebih asoy, kegiatan yang lebih dikenali oleh para pedagang, lebih santai pula dibanding judul "diskusi" atau "denger pendapat" atau "simposium" atau "FGD".

((((54 kali))))
itu memang warbyasakkkk sih!

Pantaslah bila bentuk relasi antara walikota dan pedagang mulai berubah dan berakhir bahagia. Ini rupanya salah satu contoh berhasil versi Indonesia untuk ide yang diceritakan oleh euceu Elizabeth di video yang telah saya bagikan.

Oke, sekarang buka lagi kertas yang sudah tertulis sebuah nama orang yang tak kamu sukai. Dan ajaklah dia segera makan siang. Jangan lupa bayarin tentunya :)



Saturday 17 September 2016

Sabatical Year

Sejak mulai jadi partimer YPBB, saya tanpa sadar, mulai membuat diversifikasi aktivitas. Mulai ikut dan mengerjakan beberapa kegiatan baru dan mulai cari lingkar pertemanan baru juga. Kondisi itu makin menguat saat akhirnya saya memutuskan untuk akan resign akhir tahun ini (2016). Makin gelo deui jumlah "ekskul" yang diikuti dan dikelola. Ekskul tanda kutip maksudnya adalah aneka aktivitas dan hal-hal baru yang sedang saya jalankan. Hal baru bisa berarti beneran kegiatan/kebiasaan yang baru banget dijalankan tahun ini, bisa juga berarti kegiatan yang sudah mulai dijalankan 2-3 tahun terakhir dan tahun ini kegiatan tersebut makin cihuyy seperti si #1minggu1cerita.

Dampak dari banyaknya "ekskul" ini, saya mulai keteteran atur waktu. Puncak kegeloan itu berada di 2 minggu terakhir ini. Kegiatan padat dan saya ada di beberapa kota dalam rentang waktu tersebut. Ampuunn dah! Seru mah seru, tapi ada kerjaan yang jadinya keteteran. Lalu ujungnya setres, lalu ngahuleng gatau harus kerjain apa dulu dan berakhir dengan bikin tulisan curhat ini wkwkkw. Daripada ditagih mulu juga di grup #1minggu1cerita pleus buat manasin tangan juga untuk mulai ngoprek keyboard laptop lagi.

Jadi, banyaknya "ekskul" yang dijalani harusnya gak berujung dengan setres dan ngahuleng. Tapiii kondisi ini teh pasti ada kaitannya dengan buruknya manajemen waktu saya. Teuing seblah mananya, tapi lalu kepikir untuk cari video TED.com yang isunya berkaitan erat dengan isu manajemen waktu.

Daaaannn, sebagai orang yang cenderung perceiving (cenah hasil tes psikologi), saya lalu tersesat di belantara hasil searching. Malahan dapet video-video lain yang juga menarik. Terus ditontonin satu-satu. Terus makin ga digarap kerjaan hahahha. Tapi video yang spesifik cerita tentang manajemen waktu malah belum nemu.

Di dalam tulisan ini, saya mau menyuplik cerita menarik tentang sabatical year yang dipresentasikan oleh Stefan Sagmeister. Tulisan ini tentunya ada kaitan dengan manajemen waktu, tapi dalam perspektif yang lebih luas. Ceritanya begini: Stefan punya studio seni yang tanpa ragu dia tutup setiap tujuh tahun sekali. Mengapa? Karena dia memang sengaja menginvest 1 tahun full untuk melakukan hal yang berbeda sebagai penyegaran untuk 7 tahun selanjutnya. Waktu pensiunnya disebar. KEREN KANNNNNNNNN???



Pengen banget deh bisa kaya gitu. Kalo dikaitkan dengan kondisi saya, rasanya saya juga dulu mulai rada turun grafik semangat kerja di sekitar tahun ke 7. Sesudah itu mulai banyak terjadi drama dalam hidup. Mungkin karena gak punya kesempatan menjalankan sabatical year ini (hahahha, alasan).


Kenapa saya pengen bisa jalankan sabatical year? Karena mungkin itu bisa jadi penangkal segala "tantangan baru" yang saya rasakan 3 tahun belakangan ini. Saat kondisi dan tantangan mulai berubah, sayanya justru mungkin belum terupgrade untuk bisa menghadapi aneka tantangan tersebut. Mungkin kalo dulu pas 7 tahun kerja dan kemudian melakukan sabatical year di tahun ke 8, akan lain jalan cerita hidup saya hari ini. Meureun. Tapi tenanglah, setiap orang akan menjalani cerita hidup yang berbeda dan juga (harusnya) bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa hidup yang dijalaninya.

Balik lagi ke cerita Steffan. Dia sempat cerita tentang 2 kegiatan sabatical yang telah dilaksanakannya. Salah satu yang diceritakan panjang adalah saat di setahun di Bali. Iya Bali! Bali Indonesia. Dari aktivitas tersebut, dia melakukan hal-hal yang di luar pekerjaan rutinnya dan bukan hanya golar-goler berjemur di tepi pantai tentunya. Tapi menghasilkan karya nyata yang bisa bermanfaat bagi warga lokal dan terutama refresh hati dan pikirannya untuk menghadapi 7 tahun mendatang.

Seruuuuu!
Silakan tengok videonya di sini ya. Tentunya ada terjemahan Indonesia bila dilihat di website ted.com -nya.

Kalau sesuai standarnya Stefan, berarti saya udah kelewat 3 tahun yang lalu. Tapi tentunya tak mengapa kalau sabatical year ini saya baru jalankan di tahun ke 11. Ok, jadi siapa yang bakal sponsorin sabatival year saya tahun depan? 



follow: @1mg1cerita dan like page facebook

Friday 9 September 2016

10 Fakta Ketika SMA

Tadi pagi, baru nomer saya di-add di grup SMA. Rupanya mau ada reuni beberapa angkatan sehingga di-invite lah sebanyak-banyaknya orang di grup tersebut.

JRENGGGGG! Alamat makin lemot aja nih kalo ditambah grup baru. Karena handphone yang saya gunakan ini, sepertinya sudah lelah didera berbagai cobaan. Dengan kapasitas yang minimum, tapi penggunaan yang warbyasak, dia seringkali hang dan entah berapa kali saya instal ulang #curhat #gapapalahYa

Grup terkait sekolahan ini cuma sedikit sih. Hanya ada grup SMP, grup SMA dan kuliahan (tapi khususnya grup SMP: hurung wae notifna sepanjang hari). Sodarasodari, itu baru bicara grup mantan sekolahan. Bila dijumlahkah dengan grup yang terkait kerjaan (yang mana sekarang saya lagi segala dikerjain) baik formal maupun informal + grup hobi dan grup rumpi, sudah tak mau lagi saya menghitung grup yang ada. Pokoknya totalnya sakses membuat handphone berada pada kondisi hidup segan mati pun tak mau~

Sebetulnya gabung di grup teman-teman sekolaha merupakan pilihan. Apalagi dengan kondisi handphone yang saya miliki, harusnya tak juga jadi prioritas memperbanyak lagi grup. Tapi diri saya yang terdalam (entah dengan alasan apa persisnya) malah membiarkan jumlah grup bertambah dari hari ke hari. Bahkan cukup banyak grup yang saya admini (teu insyaf-insyaf wkkwkw). Termasuk grup sekolahan ini. Alasan paling praktisnya: "biarin welah, asal hape masih kuat mah antep. Lumayan buat baca-baca kalo lagi iseng" Suka lalucu oge da postingan-postingannya. Hiburan aja sih. Alasan lainnya: grup dengan orang-orang baru yang bukan temen-temen "aktivis" adalah salah satu cara mempelajari gaya hidup orang-orang kebanyakan. Sekalian mempelajari trend. Ya seru aja sih bacanya. Alasan yang agak serius: "masuk grup supaya kalo kapan-kapan mau sebar info penting (terkait kakampanyean lingkungan atau event-event menarik) bisa. Ato sebenarnya cuma pengen sesekali nimbrung juga komen. Seiseng itulah.

Nah kan, malah cerita ke mana-mana. Mari balik lagi ke urusan grup wasap SMA. 
Saya belum coba lihat-lihat: siapa sajakah yang ada di grup tersebut. Sekilas tadi lihat sih, rupanya banyak membernya yang sama dengan member grup SMP. Alias eta-eta keneh geuning. Ya maklumin weh atuh, namanya juga besar di Cimahi. Dari SD, SMP dan SMA, kita udah kaya boyongan pindah rame-rame terus. 

Masa SMA katanya adalah masa yang paling menyenangkan. Benarkah begitu? Saya justru lagi berusaha nginget-nginget: apa saja yang terjadi jaman SMA? Tadi pagi, bahkan saya kesulitan mengingat: dulu saya kelas 2 nya 2 apa ya saat SMA. Saking lamanya dan ko kaya ketuker-tuker ingetan pas SMA dan pas SMP.

Berikut 10 fakta yang terjadi saat saya SMA: 

1) Saya punya kecengan abadi pas SMP sampai SMA. Ya ampun, bodor pisan ya. Susah move on gitulah. Padahal dianya sih kali boro-boro nyadar ada yang suka sampe segitunya. Buktinya dia mah kalem aja punya pacar pas SMA.Pas kelas ospekan, saya sekelas sama kecengan tersebut. Udah merah-kuning-ijo tuh muka. Salting teroos selama seminggu #die.  

2) Guru agama saya cunihin. Lagi mau tes ngaji lalu beberapa teman perempuan yang imut-imut, aya weh nu dijawil. Punten ya, bukan berarti guru selain agama lebih berhak untuk cunihin, tapi asa aneh aja gitu ya kalo guru agama teh cunihin *ieu meni bongkar aib guru*

3) Lulus SMA saya termasuk anak yang aneh karena gak ikutan corat-coret di baju seragam. Dulu kenapa ya? Yang pasti, saat itu saya merasa sayang bila baju tersebut hanya berakhir dengan coretan ga keruan. Dan akhirnya baju tersebut ditumpuk dengan baju-baju bekas saya lainnya dansegunduk udah pernah disumbangin. Mudah-mudahan beneran kepake. 

4) Saya bukan anak rohis, gak pake kerudung tapi untungnya kebawa pengaruh baik dari temen-temen rohis. Ada beberapa yang agak-agak rese sih (peace) tapi yang deket banget pas jaman kelas 3 SMA, justru ga pernah bawel nyuruh pake kerudung, ga pernah bawel nyurus sholat sunat, tapi dia selalu mencontohkan pleus menunjukkan akhlak yang baik, Yang beginian nih yang hasek. Ga usah banyak cingcong tapi bisa jadi teladan teman-temannya. 

5) Jaman SMA dulu punya gank (yang entah namanya apa) tapi yang pasti kita sering bareng pulang karena rumahnya berdekatan. Naek angkot bareng-bareng dan patunggu-tunggu saat mau pulang itu seru ya ngebayanginnya. Sekarang temen-temen di gank tersebut udah pada beranak pinak semua dan tak ada lagi yang tinggal di daerah Cimahi. 

6) Hobi ngobrol tuh rupanya udah dari jaman SMA. Saat main ke rumah temen, bisa berjam-jam ngobrol doang. Dan pas mau pulang, ngobrol lagi di gerbang lah. lalu alesan nganterin si temen ke depan lah, padahal etateh masih belum wareg ngobrol. Jadi mikir: dulu sebenernya ngomongin apa aja sih, ko sampe bisa berjam-jam ngobrol hihihi

7) Dari jaman SMA ternyata saya emang udah pengen tampak aneh. Di saat orang-orang ikutan bimbel di GO, SSC dan sebagainya ke Bandung, saya dan beberapa teman malah les di Batujajar. Itu bahkan udah gak masuk area Cimahi loh. Bela-belain macet naek angkot demi bisa les sama aa-aa ITB hahah. Tapi kelas kecil yang dibina sama aa tersebut (lalu saya lupa namanya siapa) rupanya membuat kami lebih serius belajar. Keuntungan lain sebenarnya: bayaran di les tersebut relatif miring dibanding kalau saya les ke Bandung belum lagi ditambah ongkos dan jajan yang lebih besar. 
8) Saya pernah beberapa kali minjem (tepatnya ngambil diam-diam) buku di perpus. Tapi ini bukan kegiatan kriminal! Saya tertarik dengan beberapa buku yang tak boleh dibawa ke rumah. Buku fiksi yang ada di rak buku guru. Jadi saya bawa diam-diam ke rumah dan setelah beres, buru-buru disimpan lagi di tempat awal. 

9) Saya pernah jadi seksi konsumsi saat acara perpisahan SMA nginep di vila. Saya tak bisa masak, tapi rasanya seru bantu-bantu urusan masak dan belanja buat puluhan orang selama 3 hari berturut-turut. Nama vilanya DonaDoni di area Cipanas. Rasanya kekinian banget kalo jaman SMA rame-rame nginep di villa sama temen-temen. 

10) JURUS! Dulu sempet terjebak ikutan ekskul yang ajaib dan serem yang berjudul: Jurus. Ampun ah, pokonya gamau ikutan lagi deh. Cuma bertahan beberapa kali latihan dan lalu kabuuuuurrr. Itu adalah ekskul ngolah nafas untuk bela diri. Tapi ada adegan buka aura gitu. Saat pelantikan, kita disalamin satusatu sama tetua dari gunung Slamet. Sejak saat itu, tiba-tiba langsung bisa bikin orang ngejengkang alias terpental. Langsung sieun bisi ada hal-hal mistis di dalamnya. 

Demikianlah sekilas dongeng jaman SMA. Masih banyak pisan dongeng-dongeng yang langsung kebayang, kapan-kapan lagi weh disambung karena setiap masa sekolah adalah pasti seru!


Tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan dari #1minggu1cerita dengan tema: Aku dan Sekolahku.