Saturday 24 September 2016

Makan Siang Bareng?

Siapakah orang yang paling kamu tidak sukai?

Teman yang kepo?
Bos di kantor yang kasi kerjaan ga kira-kira?
Temen kantor yang rese?
Temen sekolah yang suka pamer?
Mantan? ups
Saingan bisnis? 
Tetangga yang hobinya bergunjing?
Orang yang beda agama?
Orang kaya baru yang lebay?
Pejabat yang suka korupsi duit rakyat?
PNS yang (katanya) males?
Orang yang lebih bahagia dari kita?
Gubernur Jabar yang mukanya nampang di mana-mana?
Politisi yang (katanya) busuk
Saudara yang sudah lama tak jumpa?
.
.
.

Silakan tulis 1 nama orang yang kamu tidak suka tersebut dalam selembar kertas. Kecil aja, gausah besar-besar. Dan tulis, kenapa kamu tidak menyukai (atau bahkan) membenci dia.

SUDAH?

Oke, sekarang silakan menyimak cerita saya yang sepertinya akan simpel dan pendek sajalah~

Ada macam-macam reaksi manusia terhadap orang yang tidak disukainya. Ada yang dengan terus terang menyatakan ketidaksenangannya, ada yang lalu ribut tak berujung karena tak juga menemukan titik temu yang mencerahkan, ada yang lalu melawan dengan mengabaikan (misalnya kita berpikir: antepkeun wehhh, engke oge cicing | antepkeun weh, sina apalaeun sayah aral dll), ada juga yang diem tapi ngomongin di belakang, bahkan ada yang sampai ke tingkatan mencari sekutu (menghasut orang-orang di sekitarnya untuk juga turut membenci orang tersebut) dan masih banyak lagi reaksi-reaksi yang terjadi bila manusia tak suka terhadap orang lain. Reaksinya bisa sangat beragam tergantung pola relasi yang terbentuk.

Ada 1 ide cemerlang yang diungkapkan oleh Elizabeth Lesser untuk menghadapi orang yang kita tak suka itu dan rasanya cukup seru untuk dicoba. Ide ini mungkin sudah kita lakukan tanpa sadar. Atau dilakukan dengan bentuk yang berbeda, tapi memiliki peranan yang sama. Apakah ide tersebut? Untuk memahaminya, silakan tengok video berikut!

*video bersubtitle Indonesia bisa disimak di sini*




Ide tersebut adalah mengajak orang makan siang. Memberi makan pada orang yang kekurangan sudah biasa dan banyak dilakukan. Bukan saya menganggap enteng upaya tersebut. Beberapa komunitas sudah sejak lama melakukan upaya-upaya amal seperti itu. Beberapa kisah menarik tentang upaya tersebut bertebaran. Belakangan yang saya ikuti perkembangannya adalah ceritanya Ajeng (salah satu member #1minggu1cerita) yang melakukan Maparin Tuangeun. Ceritanya silakan cek di sini dan situ.

Tapi ide "makan siang" yang dibahas oleh euceu Elizabeth ini adalah sejenis upaya untuk mulai dan makin memahami pola pikir yang dimiliki oleh orang yang tidak kita sukai (pola pikir itu biasanya yang menjadi penyebab perilaku pikasebeleun yang dilakukannya selama ini) dan sampai pada akhirnya (mudah-mudahan) bisa memecah kebencian yang ada di satu atau kedua belah pihak.

Saya jadi ingat dongeng tentang Jokowi di masa dia menjabat sebagai walikota Solo. Saya lupa, siapa yang dulu ngedongeng tentang hal tersebut tapi dongeng tersebut cukup mengesankan. Akhirnya tadi googling di wikipedia untuk mendapatkan fakta tersebut:

"Program yang mencuatkan namanya selama menjadi Wali Kota Solo adalah pembenahan pasar dan pedagang kaki lima. Salah satu contohnya adalah pedagang kaki lima di Monumen 45 Banjarsari. Jokowi menggunakan pendengkatan nguwonke wong atau memanusiakan manusia sehingga tidak memaksa ataupun menggusur pedagang, sebaliknya mengedepankan dialog dan makan siang bersama agar pedagang mulai berani menumpahkan keluhannya langsung. Selain itu, dibuka pula jalur diskusi di mana saja, seperti di Balai Kota, warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di Loji Gandrung.[9] Setelah 54 kali sesi makan siang bersama selama 7 bulan, pedagang mulai luluh dan Pemerintah Kota Solo mengistimewakan para pedagang yang bersedia pindah dengan membuatkan arak-arakan hingga ke tempat baru
Acara makan-makan yang dimaksud si euceu Elizabeth mungkin diciptakan suasananya supaya bisa mulai bikin orang mau ngobrol bebas dan bersuara. Nebak ajasih dari suasana yang terjadi saat acara makan siang rutin Jokowi dan para pedagang. Namun judul makan siang tentunya lebih asoy, kegiatan yang lebih dikenali oleh para pedagang, lebih santai pula dibanding judul "diskusi" atau "denger pendapat" atau "simposium" atau "FGD".

((((54 kali))))
itu memang warbyasakkkk sih!

Pantaslah bila bentuk relasi antara walikota dan pedagang mulai berubah dan berakhir bahagia. Ini rupanya salah satu contoh berhasil versi Indonesia untuk ide yang diceritakan oleh euceu Elizabeth di video yang telah saya bagikan.

Oke, sekarang buka lagi kertas yang sudah tertulis sebuah nama orang yang tak kamu sukai. Dan ajaklah dia segera makan siang. Jangan lupa bayarin tentunya :)



23 comments:

  1. Bagian mengajak makan siang Gubernur Jabar atau duta yang ada badaknya Agak syusaaaah. Apa saya yang gak bisa mup on kitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ajak dulu yang lingkar deket weh hahahahh
      nu artes2 mah belakangan utiiii

      Delete
  2. Coba ah...

    Tulis nama orang yg gua benci di selembar kertas...

    Kertasnya sobek, karena emosi

    Digulung-gulung, terus...GUA MAKAN kertasnya wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebagai pengganti makan siang? hahahah

      salam kenal keven :)

      Delete
  3. Menarik nih mbak, poinnya adalah gimana memahami pola pikir orang yang berbeda dengan kita, kan? Pengalaman saya sendiri, misal ada temen yang dari first impression-nya aja udah bikin ngerasa nggak cocok entah karena lagaknya atau apa, saya nggak langsung ngejudge, sih. Ntar ujung-ujungnya kalau berkesempatan ngobrol, boleh jadi terkuak latar belakang yang menjadikan dia bersikap begitu (misal keras kepala, sarkas, judes, dsb). Latar belakang itu yang bikin kita jadi berusaha memaklumi.

    Btw, kalau tiba-tiba ada yang ngajak saya makan siang bareng, boleh jadi karena dia justru nggak suka alias sebel sama saya dong mbak? Hihihi

    Salam kenal, mbaaaak! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begitulah, intinya sih kita perlu berupaya tidak menghakimi seseorang. Dan yang ditawarkan sama Euceu Elizabeth adalah solusi kalo udah kadung ga suka.

      Masi banyak acara makan siang yang gak harus sama orang yang disebelin :)

      Delete
  4. anil... hayu ah, kita makan siang... #eh :-P

    ReplyDelete
  5. hahaha...

    eh, di blogger susah ya komen pake username wordpress

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum ngulik secara teknis euy.
      nanti dicoba dibetulken

      nuhun nissa :)

      Delete
  6. Wah, beurat. Maenya saya kudu ngajak makan siang si akang nu busuk di tahanan? Mana jauh pula penjaranya, hahaha...

    Btw, dengan memanusiakan manusia, alias menghargai perasaan orang lain, maka orang lain pun akan menghargai kita. Intinya berbuat baik aja, meski perlakuan awal yang diterima cukup buruk untuk kita...

    Kalau bisa kasih pilihan komentar nama/URL teh, biar saya kalau kasih komen ga harus susah log in akun gugel, hehehe...
    Mana saya lupa paswordnya, atuh bolak balik jadinya. Ga gitu ga bisa bayar utang kasih komentar dong, wong log in pilihannya yang bisa diakses cuma satu: Comment as akun gugel ini 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. ampuuun, aku belum ngulik urusan membuat perkomenan ini menjadi nyaman.

      segera!

      nuhun sudah mampir teh :)

      Delete
  7. Udah ditulis. Kebanyakan list-nya. Gimana kalo minta traktir ama dia(mereka) aja?

    ReplyDelete
  8. Yach mbak..gimana mo ngajak makan siang???..lah sy aja hobinya makan siang di kantor dan itupun bekal hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahhaha
      makan siang sih kayanya media doang

      yang penting bentuk aktivitasnya adalah: ngajar seseorang yang pikasebeleun untuk bersenang-senang bersama

      *trus aku jawabnya meni serius hahaha*

      Delete
  9. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  10. Huaaa.. Tapi ngga mau ah mamam bareng hihi tetep
    Salam kenal ya mbaaa.. Aku ngga pasang banner 1m1c iniiii... Harus pasang ngga mba? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. minimal tau elmunya. mari kumpulkan dulu niat untuk mulai ngajak :)

      Banner ga wajib dipasang. Tapi itu bisa membantu proses penyebaran semangat #1minggu1cerita.

      Delete
  11. Bagus juga idenya,bawain makan siang yg udah dipurulukan sianida #eh
    Tapi pasti emang pasti ga mudah ya ngajak makan siang orang yg berlawanan haluan, ngajaknya aja udah butuh banyak effort buat lawan diri sendiri :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tah eta pisan

      ide menarik juga makanan yang dipuruluk sianida hahahah
      *ketawa setan*

      Delete
  12. ah jadi keinget.. dulu jaman sma masih suka mudik pakai damri jakarta-lampung, suatu waktu aku duduk sebelahan dengan sarjana psikologi dan obrolan berlanjut sampai aku cerita saat itu aku lagi kesel dan perang dingin sama salah satu teman main di kelas. Si mbak nya menyarankan hal yang sama dengan mbak Elizabeth ini. Mbak nya bilang, "Ajakin jalan aja, makan bareng, kalo bisa malah liburan bareng at least ada waktu semalem lah buat ngobrol." Sempet mau ngelakuin itu dulu, ga betah juga sering ada awkward moment karena circle pertemanan kami ternyata banyak bersinggungan. Tapi ternyata sulit, selain ga ada kesempatan, meredam gengsi ngajak jalan duluannya itu lho.. :)) Belum lagi pikiran "nanti ngobrolin apa dulu ya, kalo cuma berdua kan krik2", alasan demi alasan sampai sekarang pun ga jadi dilakukan, haha.. Sekarang sih udah pada jadi emak2, ya udah lah yaa.. Aku juga udah lupa kesel kenapa, tapi masih canggung gitu lho kalo ketemu, kalo ketemu cuma berdua pasti saling diem, tapi kalo ada orang ke3 ke4 kesekian, kami jadi biasa aja, tapi tetep ga saling ngobrol. Gitu amat ya xD
    Haha, numpang curhat di blog orang :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga harus jd sepaham sih ya, tapi sebel aja kalo jadinya krik-krik kalo ketemuan~

      Delete