Monday, 6 January 2014

Hari 2: #7HariNaikAngkot


Bulan Maret 2013, saya mengikuti tantangan #7HariNaikAngkot yang diadakan oleh @angkotindo . Mereka juga on di page facebook. Siapakah orang di balik akun ini? Sampai sekarang saya belum tahu, apalagi bertemu muka dengan mereka. Tapi dari desas-desus yang terdengar, akun tersebut dibuat untuk dalam rangka tugas kuliah. Okelah, tak cukup penting untuk kita teliti hal tersebut kan? Yang pasti akun mereka sudah tidak aktif sekarang. 

Dengan deskripsi di page mereka ini --> Ayo Naik Angkot untuk mengurangi kemacetan dan polusi di Indonesia :) , bila digarap dengan serius, terencana dan kontinu, pastilah aktivitas mereka akan bisa jadi salah satu model kampanye alternatif untuk mengatasi sebagian masalah kemacetan dan polusi di kota Bandung. 

Oke, saya ceritakan pengalaman saat mengikuti #7HariNaikAngkot yah. 

Pada tanggal 3 April saya dinobatkan sebagai.... TARAAAAA....


Sebenarnya tiap hari juga saya ngangkot. Jadi sangat wajar sekali kalau akhirnya saya mendapatkan predikat yang tertulis poster di atas. Tapi yang menarik, selama seminggu itu, saya jadi lebih awas mengamati keadaan di dalam angkot dan juga jadi naktik untuk dapetin foto yang menggambarkan suasana yang dimaksud, tanpa ketauan sama si pelakunya.

Sebelum saya cerita satu-satu fenomena yang dijumpai, berikut kolase para peserta #7HariNaikAngkot.

si anil berada di kiri atas

Okai mari kita membedahnya!

Hari satu saya menemui ini! 
Yang sering ngangkot pasti pernah mengalaminya. Kadang tanpa sadar (apalagi kalau riweuh banyak barang bawaan), kita suka pegang-pegang uang ongkos yang mau dibayarkan ke supir, padahal turunnya masih jauh dan lama. 


Hari kedua saya mengamati fakta: semakin akrabnya orang-orang Bandung dengan handphone, tab dkk. Terkait dengan kondisi macetnya jalanan dan lamanya waktu ngangkot, rupanya gadget ini bisa jadi penawar rasa kebosanan. Mulai dari yang serius (balas email kerjaan), chatting, denger radio, ngegame sampai stel lagu pakai youtube juga!

Hari selanjutnya, saya menemui kejadian lain. Ini anak kecil bisa tetap anteng aja makan coklat. Padahal cuaca panasssss. Jadi inget sama yang khas di angkot yaitu: "Nu alit dipangkon!"


Nah, ini yang paling angkot banget! Untuk jalur tertentu dan jam tertentu, penumpang angkot bisa sangat padat !
Yang saya temui pada hari keempat: formasi angkotnya PADAT - 7-5-2!
7 orang di kursi yang panjang, 5 orang di kursi pendek dan 2 orang di kursi depan (bertiga dengan supir). 

Pas jaman jayanya angkot, fenomena angkot pasesedek seperti ini cukup sering ditemui. Sehingga sampai perlu ada profesi mamang kenek yang salah satu tugasnya nagih ongkos ke penumpang.. Tapi semakin ke sini, boro-boro ngegaji kenek, para supir aja sering ngeluh karena muatan selalu sedikit. "Buat setoran aja kurang, Neng?"
 

Dan besok paginya, kontras banget. Setelah pasesedek, pagi ini saya punya supir pribadi. Penumpangnya cuma sendiri. Kesian pisan si mamang. Untungnya dia punya radio (fyi: gak semua angkot ada radionya). 105,10 siap menemani kegalauan si mamang.  



Pas saya lihat anak sekolahan ini di angkot, saya langsung kasi judul peristiwanya dengan Manusia Setengah Angkot. Terilhami dari judul novelnya Raditya Dika: Manusia Setengah Salmon. 
Saat ini mulai banyak yang perginya nebeng pakai motor dan pulangnya naik angkot. Atau sebaliknya. Atau naik angkotnya hanya setengah jalan. Merekalah para manusia setengah angkot !



Hari terakhir ikutan #7HariNaikAngkot!
Malam itu ngeliat ibu-ibu yang riweuh bawa barang. Tepatnya bawa selimut yang super besar. Nah, begitulah kondisi angkot: banyak yang bawa barang besar-besar. Bahkan sesekali, kalau pas lagi dapet jackpot, kamu juga bisa bareng seangkot sama barang belanjaan dari pasar yang banyak dan hanya menyisakan 1-3 kursi untuk penumpang lainnya. 

Demikianlah sekilas tingkah polah orang-orang di dalam angkot.
Okai, marilah kita ngangkot (kembali)!



No comments:

Post a Comment